REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya berencana menjadikan dua gedung kampus untuk ruang isolasi pasien Covid-19. Langkah itu dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan pasien Covid-19 di Kota Tasikmalaya.
Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman mengatakan, setiap rumah sakit di Kota Tasikmalaya sudah diperintahkan untuk menyediakan ruang isolasi untuk pasien Covid-19. Namun, menurut dia, ruang itu akan sangat kurang ketika terjadi lonjalan pasien positif di Kota Tasikmalaya.
"Dua tempat sudah kita komunikasikan untuk ruang isolasi. Satu ada gedung Universitas Perjuangan dan satu gedung rusunawa Universitas Siliwangi (Unsil) di Kecamatan Tawang," kata dia, Rabu (25/3).
Menurut dia, dua lokasi itu cukup jauh dari area permukiman warga, sehingga relatif aman. Pemkot berencana akan meninjau dua lokasi itu.
Budi berharap warga dapat menerima kebijakan itu dengan bijak. Sebab, kebijakan yang diambil pemerintah adalah untuk kepentingan bersama.
"Kita harap jangan sampai meledak. Kalau meledak, kita harus mampu tangani sendiri," kata dia.
Ia meminta warga untuk mematuhi arahan pemerintah, baik pusat maupun daerah, untuk sementara berdiam diri di rumah. Sebab, pergi ke luar rumah akan lebih berpotensi tertular Covid-19 dan menambah kasus positif. Sebab, tenaga dan peralatan medis yang ada di Kota Tasikmalaya sangat terbatas. Jika pasien melonjak, tenaga medis akan kesulitan melayani.
Hingga saat ini, terdapat satu pasien positif, 116 orang dalam pemantauan (ODP), dan 10 pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 di Kota Tasikmalaya. Ihwal satu pasien yang positif, Pemkot masih enggan menyebutkan locus atau tempat kejadian kasus itu terjadi.
"Yang penting semua waspada. Jangan sampai anggap sepele. Di rumah saja dulu," kata dia.