REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya menyiapkan anggaran sekira Rp 18 miliar untuk penanganan Covid-19. Anggaran itu berasal dari berbagai sumber, dana tanggap darurat di BPBD dan dana alokasi khusus (DAK) di Dinas Kesehatan.
Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman mengatakan, saat ini pemkot telah menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan meningkatkan status menjadi tanggap darurat bencana nonalam Covid-19 di Kota Tasikmalaya. Ia menyebut, anggaran sebesar Rp 2 miliar dari dana tanggap darurat BPBD sudah dialokasikan untuk peralatan medis, seperti alat pelindung diri (APD).
"Dari DAK Dinas Kesehatan Rp 16 miliar akan kita segera kita alokasikan juga. Jadi total ada Rp 18 miliar," kata dia, Rabu (25/3).
Ia menegaskan, seluruh potensi pendanaan yang ada akan dikerahkan untuk penanganan Covid-19. Termasuk juga sebelumnya dari Baznas sudah menanggarkan Rp 250 juta untuk APD bagi para petugas medis.
Budi juga mengajak para agnia untuk dapat membantu kebutuhan terkait penanganan Covid-19. Sebab, menurut dia, ketersediaan alat, khususnya APD, sangat terbatas.
"Kalau mau menyumbang harus melalui satu pintu, yaitu Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Kantor BPBD Kota Tasikmalaya," kata dia.
Ia mengingatkan, masyarakat umum dapat juga membantu dengan mengikuti arahan dari pemerintah pusat maupun daerah. Sebab, dengan mengikuti arahan, seperti mengurangi aktivitas di luar rumah, dapat memutus rantai penyebaran Covid-19.
Budi menambahkan, Pemkot Tasikmalaya juga telah berkoordinasi dengan aparat kepolisian agar berpatroli. Ia menegaskan, aaprat dapat membubarkan jika kumpulan massa. Tempat-tempat hiburan juga akan ditutup, termasuk kafe-kafe hanya akan melayani pesanan daring.
"Ini demi keselamatan kita. Keterbatasan tim medis, alat, dan saprar, harus dipahami. Kalau kita hisa minimalisir, insyaalah semua bisa ditangani dengan pelayanan kesehatan yang ada," kata dia.