Ahad 12 Apr 2020 18:01 WIB

Risma Imbau ASN Pemkot Surabaya tidak Mudik

Risma minta warga mencegah karena ada keterbatasan dokter dan perawat.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ratna Puspita
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini
Foto: Republika/Dadang Kurnia
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengimbau ASN di lingkungan Pemkot Surabaya tidak mudik atau pulang kampung di tengah pandemi Covid-19. Imbauan tersebut menindaklanjuti surat edaran (SE) Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Nomor 36 Tahun 2020 tentang Pembatasan Kegiatan Berpergian Keluar Daerah dan/atau Kegiatan Mudik Bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19.

Risma menyampaikan, pihaknya telah mensosialisasikan ke ASN terkait imbauan tersebut. Risma pun mengaku, para ASN di lingkungan Pemkot Surabaya sudah menyepakati aturan tersebut. 

Baca Juga

“Kita sudah sepakat untuk itu. Saya kira ASN Surabaya patuh kok,” kata Risma di Surabaya, Ahad (12/4).

Risma pun meminta ke seluruh warga Surabaya untuk tetap disiplin menjalankan protokol-protokol yang ditetapkan sampai masa pandemi Covid-19 usai. Dimana Pemkot Surabaya sudah mengeluarkan surat edaran (SE) tingkat RT/ RW sampai protokol mobilitas penduduk.

“Jadi kalau kita ke luar kota atau kita kedatangan tamu, itu sudah kita atur sedemikian rupa protokolnya. Tujuannya untuk menjaga kesehatan kita bersama,” ujar Risma.

Risma mun mengatakan, jika ada warga yang ternyata baru datang dari luar kota, atau luar negeri, maka dipastikan untuk tidak ke luar rumah selama masa inkubasi 14 hari. Semua itu, kata dia, dilakukan agar masyarakat yang dari berpergian maupun warga yang tinggal di wilayah tersebut tetap aman.

“Jadi kalau ada yang dari luar kota atau migrasi penduduk yang baru, saya berharap bisa ditinggal di rumah selama 14 hari. Karena dikhawatirkan ada virus atau bakteri menempel di tubuh mereka yang kemudian akan menulari kita,” kata Risma.

Risma kemudian berpesan kepada semua warga di Kota Pahlawan agar dapat bersama-sama menjaga diri sendiri, lingkungan dan keluarga. Sebab, jumlah pasien yang kian bertambah dan terbatasnya jumlah dokter maupun perawat.

“Lebih baik mencegah dari pada mengobati. Kita juga punya keterbatasan dokter dan perawat. Sekali lagi untuk seluruh wargaku yang saya cintai, ayo ikuti protokol itu,” kata Risma. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement