Selasa 14 Apr 2020 15:23 WIB

AS Setujui Tes Covid-19 Berbasis Air Liur

Tes Covid-19 berbasis air liur dapat menjadi alternatif tes swab.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Tes swab Covid-19. Tes Covid-19 berbasis air liur dapat menjadi alternatif tes swab.
Foto: ANTARA/Asprilla Dwi Adha
Tes swab Covid-19. Tes Covid-19 berbasis air liur dapat menjadi alternatif tes swab.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Para penliti dari Reutgers University telah menerima izin Pemerintah Amerika Serikat (AS) sebagai yang pertama yang bisa menguji air liur untuk membantu mendiagnosis infeksi virus corona jenis baru penyebab Covid-19. Ini menjadi sebuah pendekatan baru yang dapat membantu memperluas opsi pengujian dan mengurangi risiko bagi pekerja perawatan kesehatan.

Dengan pertimbangan kegawatdaruratan, Food and Drug Administration (FDA) mengizinkan pengujian berbasis air liur agar tes dan terapi terbaru dalam melawan wabah Covid-19 bisa diterapkan. Hal itu disampaikan oleh universitas di New Jersey pada Senin.

Baca Juga

Pada awalnya, tes akan tersedia melalui rumah sakit dan klinik yang berafiliasi dengan universitas.  Pengumuman tersebut datang di tengah kondisi AS yang terus berjuang mengendalikan Covid-19 dengan melakukan pengujian guna membantu melacak kontak pasien virus corona.

Pendekatan skrining virus corona jenis baru membuat petugas kesehatan perlu melakukan tes swab dari hidung atau tenggorokan pasien.  Untuk mengurangi risiko infeksi, banyak rumah sakit dan klinik menginstruksikan staf untuk membuang sarung tangan dan masker setelah kontak dekat dengan siapa pun yang mungkin memiliki virus.

Di lain sisi, banyak lembaga yang juga mengatasi kekurangan pasokan medis dan alat pelindung diri (APD), termasuk di antaranya adalah sarung tangan, masker, dan kapas. Dengan tes terbaru yang berbasis air liur, pasien cukup meludah beberapa kali di tabung plastik lalu menyerahkan tabungnya kembali ke petugas medis untuk diuji di laboratorium.

"Ini mencegah para profesional medis berhadap-hadapan dengan pasien,” ujar Andrew Brooks yang mengarahkan laboratorium Rutgers University untuk mengembangkan tes, seperti dikutip dari AP.

Seorang ahli penyakit menular dari Johns Hopkins University Amesh Adalja mengatakan, tes terbaru ini akan membantu mengatasi beberapa ketidaknyamanan pasien dan kesulitan dalam mengambil sampel swab. Ia mengatakan, saat ini diperlukan banyak opsi agar dapat membuat pengujian sebanyak mungkin dalam bentuk apa pun yang mungkin dilakukan.

Tim dari Rutgers University menguji keakuratan metodenya dengan mengambil sampel saliva dan swab dari 60 pasien. Hasil dari sampel air liur pasien memiliki kecocokan 100 persen dengan hasil dari swab.

Tim juga mengembangkan metode laboratorium untuk pengujian menggunakan kit pengumpul air liur dari Spectrum Solutions, sebuah perusahaan Utah yang menyediakan perangkat serupa untuk layanan pengujian keturunan berbasis DNA. Laboratorium Rutgers University saat ini dapat memproses 10 ribu sampel pasien per hari.

Dalam surat otorisasi kepada Rutgers, FDA mengatakan tes hanya boleh dilakukan dalam pengaturan perawatan kesehatan di bawah pengawasan penyedia layanan kesehatan terlatih.F DA belum menyelesaikan tes Covid-19 untuk digunakan di rumah, meskipun beberapa perusahaan telah mengumumkan rencana untuk membuatnya tersedia.

Selain itu, FDA mengatakan, pasien yang dites negatif dengan kit berbasis air liur harus memiliki hasil dikonfirmasi dengan metode pengujian kedua.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement