REPUBLIKA.CO.ID, -- Oleh Muhlisin Ibnu Muhtarom, Pendidik di Darunnajah, Alumni Pascasarjana UIKA Bogor dan Summer Course Ummul Qura Makkah
Hidup di dunia memang fluktuaktif. Tidak mungkin seseorang bahagia selamanya karena dunia bukan surga, sebagaimana mustahil seseorang menderita seterusnya karena dunia juga bukan neraka. Bijak bestari mengibaratkan perjalanan hidup di dunia layaknya roda berputar, terkadang di atas dan terkadang di bawah silih berganti, jika roda berhenti pertanda kehidupan telah mati.
Kebaikan dan kehebatan seorang mukmin merupakan sebuah aksioma, baik dalam suka maupun duka, manakala ia mau dan mampu mengaplikasikan ajaran Rasulullah SAW yang penulis rumuskan menjadi 4 S: ketika SENANG harus Syukur, ketika SUSAH harus SABAR. Rasulullah SAW bersabda: “Sungguh menakjubkan urusan kaum mukminin, sesungguhnya semua perkaranya adalah baik, dan itu tidak akan terjadi kecuali bagi orang mukmin. Jika ia dianugerahi nikmat ia bersyukur dan itu baik baginya, jika ia tertimpa musibah ia bersabar dan itu baik baginya”. (HR. Muslim no 2999).
Situasi dan kondisi hari-hari Corona ini hendaknya tidak mereduksi kebahagiaan kita menyambut bulan Ramadhan mulia. Secara logika keimanan, justru kita fungsikan keberkahan bulan Puasa berikut berbagai rangkaian ibadah dan program kebaikan di dalamnya untuk munajat serta memohon kepada Allah SWT agar Corona segera sirna dari dunia. Bukankah kita haqqul yaqin, tidak sekedar ilmul yaqin atau ‘ainul yaqin, bahwa sejatinya semua hal di dunia ini terjadi atau tidak terjadi karena kehendak Allah SWT, Tuhan Penguasa Alam Semesta?.
Bagi kita yang terpenting adalah ihtiar/usaha dengan maksimal (sampai titik nadir), bukan hanya upaya optimal (masih bisa diupgrade). Seorang muslim menyakini urgensi usaha lahiriah dan usaha bathiniah agar sukses programnya, termasuk upaya mencegah (preventif) dan mengobati (kuratif) virus Corona yang membahana seantero dunia. Nah, pada bulan Ramadhan mestinya akan lebih optimal lagi upaya-upaya tersebut karena nilai kebaikannya akan dilipatgandakan. Inilah bulan bonus pahala.
Guru-guru dari Abu Bakr bin Maryam berkata: jika tiba bulan Ramadhan, bersemangatlah untuk sedekah karena sedekah di bulan Ramadhan lebih berlipat pahalanya seperti seseorang sedekah fi sabilillah. An Nakha’i berkata: Puasa sehari di bulan Ramadhan lebih utama dari puasa seribu hari pada selainnya. Bertasbih (mengucapkan Subhanallah) di bulan Ramadhan lebih utama daripada bertasbih seribu kali di luar Ramadhan. Pahala satu raka’at shalat di bulan Ramadhan lebih utama darpada seribu raka’at di bulan lainnya. (lihat kitab Lathaaiful Ma’aarif, halaman 270).
Rasulullah SAW memberitakan kabar gembira akan datangnya bulan Ramadhan mulia kepada para sahabat dan umat. Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: “Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan nan penuh berkah, Allah SWT wajibkan puasa atas diri kalian, di dalamnya terbuka pintu-pintu langit (surga), di dalamnya tertutup pintu-pintu neraka, demi Allah di dalamnya ada satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan, barang siapa terhalang maka sungguh ia telah terhalang”. (HR. Ahmad dan Nasai).
Berikut sya’ir penulis lantunkan sebagai Tarhib Ramadhan kepada kaum muslimin Indonesia, optimisme dan munajat kepada Allah SWT:
Ramadhan Mulia Tiba, Corona Terhuyung Sirna.
Selamat datang Ramadhan mulia
Lintasan masa kita kan bersua
Sang Rasul kabarkan sabdanya
Sesiapa rasa bahagia datangnya
Raga kan haram tersentuh api neraka
Selamat datang Ramadhan mulia
Kami uluk salam suka cita
Kan terasa indahnya lapar dahaga
Tahan segala goda nafsu selera
Murni agung cinta Lillahi Ta'ala
Selamat datang Ramadhan mulia
Hadirmu sarat makna
Musykil hamba tuk terima
Betapa terbuka pintu surga
Kendati rapat pintu neraka
Tahniah tercerah cahayaNya
Selamat datang Ramadhan mulia
Ampunan Sang Bijaksana dipinta
Betapa lena jumpa tamu istimewa
Tersungkur tiada daya upaya
Ulah Corona nan bahana antero dunia
Muram durja bani Adam tersiksa
Selamat datang Ramadhan mulia
Dalam susah nestapa gundah gulana
Terbesit terang hilal bulan idola
Nan penuh sayang cinta bela
Asa manusiakan manusia
Selaksa doa Corona segera sirna
Selamat datang Ramadhan mulia
Syahdu relung dada akan firmanNya
Malam kadar seribu bulan masanya
Lecut ghirrah warga mayapada
Jauhi surgawi istana peraduannya
Untaian munajat kian tersukma
Corona durjana kan raib tiada sisa