Tetap Bahagia Sambut Bulan Puasa Meski Pandemi Corona

Red: Muhammad Subarkah

Kamis 23 Apr 2020 06:25 WIB

Fajar Ramadhan yang tertimpa pandemi Coroma (ilustrasi). Foto: WallpaperAcces Fajar Ramadhan yang tertimpa pandemi Coroma (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, -- Oleh Muhlisin Ibnu Muhtarom, Pendidik di Darunnajah, Alumni Pascasarjana UIKA Bogor dan Summer Course Ummul Qura Makkah

Hidup di dunia memang fluktuaktif. Tidak mungkin seseorang bahagia selamanya karena dunia bukan surga, sebagaimana mustahil seseorang menderita seterusnya karena dunia juga bukan neraka. Bijak bestari mengibaratkan perjalanan hidup di dunia layaknya roda berputar, terkadang di atas dan terkadang di bawah silih berganti, jika roda berhenti pertanda kehidupan telah mati.

Kebaikan dan kehebatan seorang mukmin merupakan sebuah aksioma, baik dalam suka maupun duka, manakala ia mau dan mampu mengaplikasikan ajaran Rasulullah SAW yang penulis rumuskan menjadi 4 S: ketika SENANG harus Syukur,  ketika SUSAH harus SABAR. Rasulullah SAW bersabda: “Sungguh menakjubkan urusan kaum mukminin, sesungguhnya semua perkaranya adalah baik, dan itu tidak akan terjadi kecuali bagi orang mukmin. Jika ia dianugerahi nikmat ia bersyukur dan itu baik baginya, jika ia tertimpa musibah ia bersabar dan itu baik baginya”. (HR. Muslim no 2999).

Situasi dan kondisi hari-hari Corona ini hendaknya tidak mereduksi kebahagiaan kita menyambut bulan Ramadhan mulia. Secara logika keimanan, justru kita fungsikan keberkahan bulan Puasa berikut berbagai rangkaian ibadah dan program kebaikan di dalamnya untuk munajat serta memohon kepada Allah SWT agar Corona segera sirna dari dunia. Bukankah kita haqqul yaqin, tidak sekedar ilmul yaqin atau ‘ainul yaqin, bahwa sejatinya semua hal di dunia ini terjadi atau tidak terjadi karena kehendak Allah SWT, Tuhan Penguasa Alam Semesta?.

Bagi kita yang terpenting adalah ihtiar/usaha dengan maksimal (sampai titik nadir), bukan hanya upaya optimal (masih bisa diupgrade). Seorang muslim menyakini urgensi usaha lahiriah dan usaha bathiniah agar sukses programnya, termasuk upaya mencegah (preventif) dan mengobati (kuratif) virus Corona yang membahana seantero dunia. Nah, pada bulan Ramadhan mestinya akan lebih optimal lagi upaya-upaya tersebut karena nilai kebaikannya akan dilipatgandakan. Inilah bulan bonus pahala.

Guru-guru dari Abu Bakr bin Maryam berkata: jika tiba bulan Ramadhan, bersemangatlah untuk sedekah karena  sedekah di bulan Ramadhan lebih berlipat pahalanya seperti seseorang sedekah fi sabilillah. An Nakha’i berkata: Puasa sehari di bulan Ramadhan lebih utama dari puasa seribu hari pada selainnya.  Bertasbih (mengucapkan Subhanallah) di bulan Ramadhan lebih utama daripada bertasbih seribu kali di luar Ramadhan.  Pahala satu raka’at shalat di bulan Ramadhan lebih utama darpada seribu raka’at di bulan lainnya. (lihat kitab Lathaaiful Ma’aarif, halaman 270).

Rasulullah SAW memberitakan kabar gembira akan datangnya bulan Ramadhan mulia kepada para sahabat dan umat. Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: “Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan nan penuh berkah, Allah SWT wajibkan puasa atas diri kalian, di dalamnya terbuka pintu-pintu langit (surga), di dalamnya tertutup pintu-pintu neraka, demi Allah di dalamnya ada satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan, barang siapa terhalang maka sungguh ia telah terhalang”. (HR. Ahmad dan Nasai).

Berikut sya’ir penulis lantunkan sebagai Tarhib Ramadhan kepada kaum muslimin Indonesia, optimisme dan munajat kepada Allah SWT:

Ramadhan Mulia Tiba, Corona Terhuyung Sirna.

Selamat datang Ramadhan mulia

Lintasan masa kita kan bersua

Sang Rasul kabarkan sabdanya

Sesiapa rasa bahagia datangnya

Raga kan haram tersentuh api neraka

Selamat datang Ramadhan mulia

Kami uluk salam suka cita

Kan terasa indahnya lapar dahaga

Tahan segala goda nafsu selera

Murni agung cinta Lillahi Ta'ala

Selamat datang Ramadhan mulia

Hadirmu sarat makna

Musykil hamba tuk terima

Betapa terbuka pintu surga

Kendati rapat pintu neraka

Tahniah tercerah cahayaNya

Selamat datang Ramadhan mulia

Ampunan Sang Bijaksana dipinta

Betapa lena jumpa tamu istimewa

Tersungkur tiada daya upaya

Ulah Corona nan bahana antero dunia

Muram durja bani Adam tersiksa

Selamat datang Ramadhan mulia

Dalam susah nestapa gundah gulana

Terbesit terang hilal bulan idola

Nan penuh sayang cinta bela

Asa manusiakan manusia

Selaksa doa Corona segera sirna

Selamat datang Ramadhan mulia

Syahdu relung dada akan firmanNya

Malam kadar seribu bulan masanya

Lecut ghirrah warga mayapada

Jauhi surgawi istana peraduannya

Untaian munajat kian tersukma

Corona durjana kan raib tiada sisa

Terpopuler