REPUBLIKA.CO.ID,MEULABOH -- Ribuan umat muslim di Kabupaten Aceh Barat tetap melaksanakan ibadah shalat tarawih secara berjamaah seperti tahun-tahun sebelumnya meski saat ini ditengah pandemi virus corona (Covid-19). Masyarakat memadati masjid-masjid yang berada di pusat ibu kota kabupaten hingga ke setiap desa di daerah ini.
“Alhamdulillah, pelaksanaan ibadah shalat tarawih di Kabupaten Aceh Barat berjalan lancar. Banyak masyarakat yang beribadah,” kata Kepala Dinas Syariat Islam Kabupaten Aceh Barat, Muhammad Isa di Meulaboh, Kamis malam (23/4).
Namun khusus bagi masjid yang berada di kawasan lintasan jalan provinsi, sebelum melaksanakan ibadah dilakukan pemeriksaan suhu tubuh sehingga diharapkan masyarakat dapat lebih nyaman dalam beribadah. "Meski masih terdapat perbedaan dalam memulai pelaksanaan ibadah tarawih di Kabupaten Aceh Barat, pemerintah daerah berharap umat Muslim di daerah ini tetap bersatu dan tidak terpecah belah, katanya.
Pemerintah Kabupaten Aceh Barat membatasi waktu pelaksanaan ibadah sholat tarawih bulan suci Ramadhan 1441 Hijriyah di setiap masjid di daerah ini paling lama hingga pukul 22.00 WIB malam. Pembatasan ini dimaksudkan agar masyarakat di daerah itu nyaman melaksanakan ibadah puasa di siang hari, sekaligus menghindari warga terpapar virus corona (Covid-19).
Bupati Aceh Barat H Ramli MS mengatakan pembatasan jam ibadah sholat tarawih ini sesuai dengan hasil rapat dan petunjuk dari ulama bersama unsur pemerintah daerah dan lembaga terkait, untuk merumuskan tata carea pelaksanaan ibadah selama bulan suci Ramadhan, sehingga masyarakat berada dalam kondisi aman.
Khusus terhadap masjid yang berada di jalur lintasan provinsi atau lintas kabupaten/kota di Aceh Barat, Ramli MS menyarankan agar masyarakat pendatang yang akan beribadah di masjid, agar diperiksa suhu tubuhnya.
Hal ini untuk memastikan tidak ada jamaah yang akan beribadah shalat tarawih dalam keadaan kurang sehat, atau suhu tubuhnya berada diatas normal.
Pemerintah Kabupaten Aceh Barat juga menegaskan masih terus menerapkan pemeriksaan terhadap sejumlah penumpang angkutan umum dan kendaraan yang berasal dari luar daerah, untuk diperiksa kesehatan dan suhu tubuh di setiap pintu perbatasan, serta dilakukan pendataan. "Hal ini dimaksudkan agar semua pendatang yang beraktivitas di Kabupaten Aceh Barat selalu dalam kondisi sehat, serta tidak terinfeksi virus corona," kata Ramli MS.