Jumat 01 May 2020 07:41 WIB

Ini Alasan Pertamina tak Mudah Turunkan Harga BBM

Kontribusi hilir Pertamina hanya 20 persen dari pendapatan total.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Israr Itah
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati
Foto: Antara/Galih Pradipta
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga minyak dunia anjlok sampai di angka 30 dolar per barel ternyata tak bisa membuat PT Pertamina (Persero) dengan mudah menurunkan harga BBM. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan, anjloknya harga minyak tak terlalu berkontribusi besar terhadap industri hilir Pertamina. Sebab, kontribusi hilir Pertamina hanya 20 persen dari pendapatan total.

Ia menjelaskan, dengan anjloknya harga minyak, selain memukul industri hulu migas yang memang membutuhkan biaya besar, juga memaksa perusahaan untuk melakukan efisiensi. "Kami ini memang penjualannya paling besar di hilir. Sampai 70 persen. Tapi penjualan tersebut hanya berkontribusi 20 persen dari total revenue," ujar Nicke dalam konferensi pers daring, Kamis (30/4) malam.

Baca Juga

Apalagi kondisi anjloknya harga minyak malah menggerus pendapatan Pertamina di sektor hulu. Keadaan ini kemudian diperparah dengan kondisi Covid-19 yang menekan konsumsi BBM masyarakat yang makin memukul sektor hilir.

"Kalau dalam situasi normal lalu ICP turun, menuurunkan HPP hilir, tapi kalau permintaan turun, maka ini semua jadi nggak seimbang. Infra kita, di hulu, dan kilang itu disesuaikan permintaan banyak. Makanya kalau ada penurunan berpengaruh terhadap kilang," ujar Nicke.

Ia juga menjelaskan sebenarnya dalam persoalan konsumsi BBM, tak bisa ditampik bahwa mayoritas konsumsi masyarakat saat ini masih bergantung pada solar, premium dan pertalite.

"Jadi nggak sesederhana itu. Kalau kita bandingkan 83 persen penjualan kita, solar, premium dan pertalite. Solar dan premium itu yang disubsidi. Itu kalau dibandingkan harga regional, harga kita paling murah kok," ujar Nicke.

Meski tak bisa menurunkan harga BBM, Nicke menjelaskan perusahaan malah berniat untuk memberikan diskon untuk BBM oktan tinggi. Ia menjelaskan perusahaan akan memberikan diskon hingga 30 persen selama Ramadhan ini.

"Ini situasi yang sulit, dan tidak bisa dikaitkan begitu saja. Dalam masa Ramadhan ini kita luncurkan 30 persen. Kan itu harganya sudah lebih rendah dari kalkulasi yang beredar di publik," ujar Nicke.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement