REPUBLIKA.CO.ID, Allah SWT Sang Maha Pencipta punya kekuasaan mutlak. Kekuasaan-Nya da pat melampaui akal manusia. Betapa banyak hal yang di luar akalterjadi di bumi ini. Semua itu terjadi hanya dengan Allah melontarkan kalimat, "Kun fa ya kun. Terjadi maka terjadilah."
Sejarah merekam bayi-bayi bisa berbicara. Paling terkenal adalah Isa binti Maryam. Kaum Bani Israil menyindir Maryam yang hamil tanpa memiliki suami. Mereka berkata, 'Ayahmu sekali-kali bukanlah seorang pezina yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina' (QS Maryam:28).
Maryam hanya diam. Tangannya menunjuk bayi mungil di pangkuannya. Sikap itu disambut tawa kaum Bani Israel. Mereka heran bagaimana orang dewasa bisa berbicara dengan bayi yang masih dalam ayunan?
Dengan izin Allah, Isa dapat berbicara. "Sesungguhnya aku ini hamba Allah. Dia memberiku Alkitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi. Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada. Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia (pun) tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka." (QS Maryam: 30-32).
Begitulah kalimat yang meluncur dari mulut Isa. Syekh Aidh Al-Qarni menjelaskan, berdasarkan satu riwayat, Isa dapat berbicara dengan suara yang fasih, jelas, dan lucu. Dia berbicara dalam waktu tiga hari.
Sosok kedua yakni teman Juraij. Dalam bukunya, Sentuhan Spiritual Aidh Al Qarni, syekh kenamaan dari Saudi itu menceritakan, Juraij adalah lelaki Bani Israil yang gemar beribadah. Ia selalu melaksanakan shalat, zikir, dan berdoa kepada Allah SWT. Ia membangun satu tempat untuk menyepi agar bisa beribadah kepada Tuhannya.
Satu hari, ibunya datang saat Juraij sedang shalat. Ibunya berkata, "Wahai Juraij." Juraij pun membatin, "Ya Tuhan, shalatku atau ibuku." Dia bingung apakah harus menghentikan shalatnya untuk menjawab ibunya atau terus melaksanakan shalat tanpa memutuskannya. Ia lantas memilih untuk meneruskan shalatnya. Ibunya pun pergi meninggalkan Juraij.
Esok harinya, ibunya kembali mendatangi Juraij. Hanya, Juraij ketika itu masih dalam keadaan shalat. Ibunya berkata, "Wahai Juraij." Juraij kembali berkata, "Ya Tuhan, ibuku atau shalatku! Dia pun me neruskan shalatnya. Ibunya kembali pergi. Kejadian ini kembali terulang keesokan harinya. Ibu Juraij datang ketika Juraij sedang larut dalam shalat. Juraij kembali memutuskan untuk meneruskan shalat.
Sang ibu rupanya kesal. Dia pun berdoa kepada Allah, "Ya Allah, jangan matikan dia sampai melihat muka wanita pelacur." Ibunya berdoa kepada Allah agar Juraij menyaksikan muka wanita-wanita pezina sebelum mencabut nyawa anaknya. Setelah berdoa, ibunya kemudian pergi.
Orang-orang Bani Israil kembali menggunjingkan Juraij dan ibadahnya. Mereka membenci Juraij dan tidak menginginkan kecuali ke mesuman, kefasikan, dan pelacuran. Mereka meninggalkan hijab. Perempuan bergumul dengan lelaki sehingga zina merajalela. Allah pun melaknat mereka dan menjadikan sebagian di antaranya monyet dan babi. (QS al-Maidah:13).
Orang-orang Bani Israil kemudian berupaya untuk memfitnah Juraij. Lantas, seorang perempuan cantik mendatangi mereka dan berkata, "Jika kalian ingin, aku akan memfitnahnya untuk kalian." Wanita itu berusaha untuk menggoda Juraij. Namun, Juraij mengabaikannya. Pelacur itu tak kehilangan akal. Dia mendatangi seorang penggembala dan membawanya ke tempat ibadah Juraij. Pelacur itu menggoda penggembala itu sampai menggauli diri nya hingga hamil. Setelah anak yang dikandungnya lahir, pelacur itu berkata, "Anak itu dari Juraij."
Orang-orang Bani Israil pun mendatangi Juraij dan memintanya untuk turun. Mereka menghancurkan pertapaannya dan memukulinya. Juraij heran sambil berkata, "Ada apa ini?" Juraij dituding berzina sambil membawa anak pelacur itu. Juraij ber kata, "Biarkan aku sampai selesai shalat."
Usai beribadah, ia mendatangi anak itu. Juraij menekan bagian perutnya sambil berkata, "Wahai anak kecil, siapakah bapakmu?" Anak yang masih menyusu itu kemudian berkata, "Bapakku adalah fulan, tukang gembala."
Keajaiban lainnya yang ditukil dari riwayat Imam Bukhari. Seorang ibu yang menyusui anaknya melihat lelaki sedang melintas dengan kuda. Dia begitu gagah dengan tubuh dan pakaiannya. Ibu anak itu kemudian berkata, "Ya Allah, jadikanlah anakku seperti orang ini." Tiba-tiba anak itu melepas susu dan memandang ibu nya. Kemudian, dia berkata, "Ya Allah, jangan Engkau jadikan aku seperti dia!"
Tak cukup dengan itu, ibu itu melihat se orang perempuan yang sedang dipukuli orang banyak. Mereka menuduh perempuan itu sebagai pezina dan pencuri. Wanita itu hanya berkata, "Cukuplah Allah seba gai penolong kami dan Allah adalah sebaik-baiknya pelindung." Ibu itu pun kem bali berdoa, "Ya Allah, jangan Engkau jadikan anak ku seperti wanita itu." Anak itu kembali melepas susunya dan memandang ibu nya. Dia berkata, "Ya Allah, jadi kan aku seperti dia!"
Anak yang disusui itu berkata, lelaki yang melintas tersebut adalah orang zalim. Maka, aku berkata, "Ya Allah, jangan jadi kan aku seperti dia.' Anak itu juga berkata, wanita yang dipukuli itu bukan pezina dan bukan pencuri. 'Maka aku berkata, 'Ya Allah, jadikan aku seperti dia."