REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mencatat 94,73 persen perguruan tinggi di Indonesia melakukan pembelajaran secara daring. Berdasarkan survei yang dilakukan Direktorat Pendidikan Tinggi, sekitar 70 persen mahasiswa di Indonesia menyatakan siap melakukan pembelajaran secara daring melalui aplikasi.
Mayoritas dari mahasiswa yang menjalankan perkuliahan daring yakni sebesar 68,71 persen menggunakan ponsel. Sementara sebanyak 20,11 persen model interaksi dilakukan dengan tatap muka interaktif melalui media daring seperti webex, zoom, atau webinar. Selain itu, 34,70 persen melalui non-tatap muka dengan media sosial.
Plt. Dirjen Dikti, Nizam mendorong pembelajaran daring. Ke depannya, Kemendikbud akan mengembangkan modul-modul yang ada di internet sehingga, nantinya mahasiswa dapat mengambil modul-modul dari perguruan tinggi lain.
"Di masa pandemi ini Ditjen Dikti mendorong dalam pembelajaran daring agar lebih efektif, dan kita juga harus membangun kapasitas dalam mengembangkan blended learning," kata Nizam, dalam keterangannya, Sabtu (2/5).
Dari segi kualitas penyajian materi kuliah secara daring, mahasiswa menilai 45.75 persen penyajian materi disampaikan dengan baik. Namun, masih ada sekitar 27.86 persen mahasiswa menilai kualitas penyajian materi kuliah berkualitas sedang.
Sementara itu, Ketua APTISI Wilayah IX-A Ma'ruf Hafidz menyampaikan, di tengah pandemi Covid-19 ini diharapkan proses pembelajaran daring di PTS dalam lingkup LLDIKTI Wilayah IX dapat berjalan dengan baik. Hal ini juga perlu ditunjang oleh sarana dan prasarana yang memadai khususnya yang berkaitan dengan teknologi informasi.