REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sentra produksi bawang merah di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah bakal memasuki masa panen pada akhir Mei 2020. Luasan panen diprediksi mencapai 1.600 hektare (ha). Namun, diprediksi terdapat penurunan produktivitas imbas musim penghujan yang belum usai.
Kepala Dinas Pertanian Brebes, Yulia Hendrawati, menuturkan, pada situasi normal, produktivtas bawang merah di Brebes mencapai 12 ton per hektare. Namun, akibat panen yang bertepatan dengan musim penghujan, produktivitas diperkirakan turun menjadi sekitar 9-10 ton per hektare.
Dengan kata lain, terdapat potensi produksi bawang merah lebih dari 16 ribu ton. "Siklus musim tanam memang ada kemunduran sehingga panen ikut mundur. Tapi, ini bukan panen raya baru sebagian kecil saja," kata Yulia saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (8/5).
Yulia menuturkan, kenaikan harga bawang merah yang terjadi di pasar beberapa hari terakhir murni akibat hukum ekonomi di mana produksi bawang merah tengah minim. Namun, dengan adanya panen pada bulan ini, diharapkan stabilitas harga bawang merah di tingkat konsumen kembali normal.
Ia menjelaskan, panen raya pertama bawang merah 2020 diperkirakan jatuh pada Juni-Juli mendatang. Luasan panen diperkirakan sebesar 2.500 hektare dengan produktivitas 11 ton per hektare. Dari perkiraan tersebut, Yulia memprediksi produksi bawang merah pada panen raya Juni-Juli setidaknya bisa mencapai 28 ribu ton.
Adapun secara tahunan, prognosa luas tanam bawang merah di Brebes sepanjang 2020 mencapai 31.834 ha serta luas panen sebesar 31.356 ha. Produktivitas rata-rata bawang merah selama satu tahun diperkirakan sebesar 11,09 ton per hektare atau 347,7 ribu ton.
Ia menerangkan, pada musim panen bulan Mei ini, pihaknya tidak menyiapkan antisipasi khusus untuk menjaga anjloknya harga bawang merah di tingkat petani. Sebab, volume produksi terbilang normal sementara pasar membutuhkan pasokan bawang merah.
"Panen raya Juni-Juli yang kita harus siapkan khusus supaya harga tidak jatuh. Seperti penyiapan gudang agar bawang merah bisa tunda jual supaya harga tidak jatuh," ujarnya.
Pihaknya pun memastikan, kegiatan pertanaman dan panen bawang merah di Brebes dalam situasi normal. Meskipun pemerintah menerapkan social distancing dalam setiap kegiatan, para petani tetap melakukan kegiatan budidaya bawang merah dengan pendampingan dinas pertanian.
"Kita terus dampingi mereka, kita berikan masker, jadi walaupun situasi begini kita tetap bisa berproduksi," katanya.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI), Juwari, mengatakan, harga bawang merah dari petani Brebes untuk saat ini cukup tinggi yakni Rp 35 ribu per kg. Hal itu lantaran belum terdapat pasokan karena masih menunggu musim panen.
Ia memastikan harga di petani akan turun ke level Rp 20 ribu-Rp 25 ribu per kg. "Akhir bulan ini kita akan panen, kalau sudah panen harga pasti turun lagi dan harga di pasar juga turun lagi," ujarnya.
Juwari mengungkapkan, sistem distribusi bawang merah selama masa pandemi Covid-19 dari Brebes ke berbagai daerah tidak terganggu. Hanya saja, saat ini pembelian bawang merah ke petani lebih banyak dilakukan secara langsung oleh pedang untuk mempercepat penyediaan bawang putih.
"Kita tentu sudah kerja sama dengan pemerintah, hanya memang pasokannya saat ini belum tersedia, tapi sebentar lagi pasokan segera bertambah," ujarnya.