REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) menyiapkan bantuan modal usaha melalui Program Kemitraan untuk mendukung Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di tengah Covid-19 mencapai Rp 100 miliar. Modal usaha tersebut rencananya akan disalurkan kepada 1.000 UMKM di beberapa wilayah Indonesia, mencakup provinsi Riau, Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, Bali, NTB, dan Kalimantan Barat.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman menyatakan, Paket Program Kemitraan ini berupa penyaluran dana modal usaha, pendampingan bagi UMKM yang mencakup program pelatihan, mentoring dan coaching. Tahapannya dilaksanakan secara berjenjang dan akan dimonitor perkembangannya ke tiap mitra binaan untuk menilai efektifitasnya.
Pinjaman tersebut, tambah Fajriyah, dilakukan secara bertahap. Tahap pertama disalurkan kepada UMKM yang langsung mendapat keuntungan karena Covid-19. Tahap kedua adalah kepada UMKM yang siap bangkit disaat Covid-19 selesai dan tahap ketiga untuk sektor lainnya yang bisa berkembang pada situasi normal.
Menurut Fajriyah, selain penyaluran pinjaman modal usaha, Pertamina juga akan memberikan pelatihan sekaligus pendampingan yang terukur. Pendampingan akan dilakukan pada masa penyaluran, pemanfaatan dan pengembalian terhadap 1.000 UMKM di 8 wilayah kerja Pertamina. Dengan pola ini diharapkan gerakan UMKM untuk naik kelas dapat diukur melalui hasil analisa indeks UMKM naik kelas yang dapat memberikan arahan pemberdayaan selanjutnya.
UMKM akan dibekali pengetahuan praktis mengenai manajemen usaha, pembukuan, serta strategi pemasaran dengan bisnis online. Pada tahapan coaching dan mentoring akan dilakukan bersama dengan praktisi yang handal di bidangnya. Dalam proses pendampingan ini, Pertamina bersinergi dengan Asosiasi Business Development Service Indonesia (ABDSI)
“Melalui bantuan ini, Pertamina berharap UMKM memiliki kesempatan kembali dalam meningkatkan usahanya dan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk berdaya di tengah pandemi Covid-19 yang sedang melanda dunia,” terang Fajriyah.
Cahyadi Joko Sukmono, Ketua Umum ABDSI mengatakan UMKM merupakan salah satu pilar ekonomi nasional yang sudah terbukti sangat vital keberadaannya sebagai pondasi ekonomi Indonesia. Volatilitas yang mendera ekonomi global akibat Covid-19 kini berdampak langsung pada keberlangsungan usaha UMKM yang juga pada gilirannya membawa dampak pada sektor informal.
ABDSI merupakan asosiasi yang menaungi lembaga layanan pengembangan usaha dengan sekitar 1.200 tenaga pendamping UMKM tersertifikasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi di seluruh Indonesia. "Oleh karena itu, langkah yang dilakukan oleh Pertamina sudah tepat dan merupakan kontribusi konkrit sejalan dengan kebijakan pemerintah yang memberikan perhatian sangat serius terhadap keberlangsungan hidup UMKM di masa sulit seperti sekarang," ujar Cahyadi.