REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Tak terasa Ramadhan mulai memasuki 10 hari terakhir. Di hari-hari terakhir ini, seharusnya melahirkan rasa rindu dalam diri hamba-hambaNya. Rindu akan Rasulullah, rindu surga-Nya, serta kerinduan terbesar adalah menatap wajah Ilahi kelak nanti.
Imam Shamsi Ali mengatakan, dari sekian kesenangan ukhrawi kelak, banyak disebut tidak ada yang paling diimpikan oleh manusia Mukmin kecuali menatap wajah Sang Khaliq. Bahkan, secara khusus “menatap wajah-Nya” ini disebut dengan “ziyadah” (kebahagiaan lebih).
"Alquran menggambarkan kegembiraan itu. Wajah-wajah ahli syurga bersinar (naadhirah) memandang wajah Tuhannya. Dalam QS Al Qiyamah disebut, 'Dan pada hari itu wajah mereka bercahaya. Mereka memandang wajah Tuhannya'," ujar Imam Shamsi Ali dalam pesan yang disampaikan kepada Republika.co.id, Kamis (14/5).
Untuk mewujudkan rasa kerinduan itu, di satu sisi diperlukan mujahadah penuh dalam ibadah. Di sisi lain, seorang hamba dapat mengesampingkan sementara segala godaan nafsu duniawi.
Di hari-hari terakhir ini, hati, jiwa bahkan raga hamba-hamba yang beriman, hendaknya sepenuhnya terdedikasikan kepada keharibaanNya. Kenikmatan duniawi, seperti makan, minum, tidur, untuk sementara waktu dikesampingkan demi mencari ridha-Nya.
Cinta kepada dunia yang berlebihan, menjadikan banyak orang terhalang dari kenikmatan terbesar, nikmat ukhrawi kelak. Yaitu, memandang wajah Tuhan, Dzat Yang Mahapencipta.
"Perjuangan mengesampingkan nikmat duniawi sementara dalam perjalanan menuju Tuhan, merupakan bukti kerinduan dalam menatap wajahNya," lanjut Presiden Nusantara Foundation ini.
QS Asy Syams ayat 9-10 menyebutkan, "Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya".
Hari-hari sepuluh terakhir disebut memang disiapkan Allah SWT untuk hamba-hambaNya yang merindukan pertemuan denganNya. Pertemuan batin (spiritual encounter) sebelum pertemuan yang sesungguhnya di hari Akhirat kelak.
Di hari-hari terakhir, setelah melalui perjuangan dan komitmen kedekatan dengan Allah, seorang hamba akan semakin merasakan kerinduan itu.
Setelah melalui hari-hari perjuangan mengesampingkan godaan dunia, seorang hamba akan semakin bersinar jiwanya. Sinar itulah yang menjadi titik kerinduan menemukan Tuhannya.
Hati yang telah begitu dekat dengan Tuhan, akan merasakan ketenangan di saat dunia mengalami kegoncangan. Dalam surat Ar Ra'd ayat 28, Allah SWT berfirman, "(yaitu) Orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram".
Hati yang tenang itulah yang akan dipanggil dengan panggilan kerinduan. Jiwa yang tenang (salim), akan menghadap Tuhannya dengan penuh keindahan.
Surat Asy Syuara ayat 87-89 menyebut, "Dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan. (yaitu) Di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih".
"Semoga di hari-hari terakhir ini hati kita semakin merasakan kerinduan itu. Kerinduan yang melahirkan ketenangan dalam langkaian kaki menuju kepadaNya," kata Imam Shamsi Ali.