Sabtu 16 May 2020 02:08 WIB

Delapan Penumpang Ditolak di Pulogebang

Penumpang ditolak karena tidak memenuhi persyaratan protokol kesehatan

Calon penumpang yang akan berpergian menggunakan Bus AKAP (antar kota antar provinsi) mengantre untuk diperiksa dokumennya di Terminal Pulogebang, Jakarta, Ahad (10/5). Meskipun pelayanan Bus AKAP telah dioperasionalkan di Terminal Pulogebang namun sejumlah penumpang dilarang berangkat karena tidak termasuk dalam kriteria yang diperbolehkan untuk berpergian
Foto: Prayogi/Republika
Calon penumpang yang akan berpergian menggunakan Bus AKAP (antar kota antar provinsi) mengantre untuk diperiksa dokumennya di Terminal Pulogebang, Jakarta, Ahad (10/5). Meskipun pelayanan Bus AKAP telah dioperasionalkan di Terminal Pulogebang namun sejumlah penumpang dilarang berangkat karena tidak termasuk dalam kriteria yang diperbolehkan untuk berpergian

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Delapan penumpang bus antarkota antarprovinsi ditolak rencana keberangkatannya oleh petugas Terminal Terpadu Pulogebang, JakartaTimur, Jumat (15/5) karena tidak memenuhi persyaratan protokol kesehatan untuk mencegah Covid-19.

"Sudah delapan calon penumpang yang tidak lolos pengecekan dokumen," kata Komandan Regu Terminal Terpadu Pulogebang, Bonari.

Selama sepekan terakhir pelonggaran operasional bus antarkota antarprovinsi (AKAP), Terminal Pulo Gebang rata-rata memberangkatkan tiga unit bus AKAP per hari.

Terminal satu-satunya yang beroperasi selama pandemi Covid-19 di Jakarta itu masih sepi dari aktivitas penumpang. Penumpang yang tiba di terminal diarahkan menuju meja pengecekan dokumen sebagai syarat perjalanan.

Syarat yang dimaksud di antaranya surat keterangan sehat dari rumah sakit hingga pernyataan dari tempat kerja bahwa yang bersangkutan dalam penugasan kerja.

Setelah persyaratan terpenuhi, penumpang diizinkan melakukan transaksi pembelian tiket perjalanan di sejumlah perusahaan otobus (PO) yang beroperasi. "Walaupun penumpang cuma satu atau dua orang, bus tetap berangkat," kata Bonari.

Salah satu penumpang,Noer Kamal (49) mengatakan, ongkos perjalanan ke Purwokerto mengalami kenaikan. "Masih wajar sih untuk ongkosnya, ke Purwokerto Rp150 ribu, biasanya Rp100 ribu," katanya.

Noer mengatakan, tujuannya ke Purwokerto untuk memenuhi penugasan kerja di salah satu gerai minimarket di daerah tersebut.

"Surat tugas ini saya bawa terus saya tunjukan ke petugas. Saya juga bawa surat keterangan sehat dari klinik," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement