REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Erik Purnama Putra
Sungguh biadab sekali apa yang dilakukan Andi Putra Yusuf (26 tahun) beserta tujuh rekannya, termasuk satu perempuan yang melakukan perbuatan tidak patut kepada adik Rizal (12 tahun) di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan, Ahad (17/5). Andi yang terlihat dalam video viral di media sosial (medsos) itu bahkan dengan teganya melakukan pemukulan dari belakang bagian kepala adik Rizal, hingga membuatnya sampai tersungkur di Lapangan Bonto-bonto, Kecamatan Ma’rang. Bukannya menengahi, tujuh rekan Andi malah tertawa dan terlihat puas melihat remaja yang berjualan jalangkote atau pastel tersebut mukanya mencium tanah.
Ternyata ada dua video perundungan yang menimpa siswa kelas 5 SD 4 Tala, Kelurahan Talaka, Kecamatan Ma’rang tersebut. Dari penuturan aparat Polres Pangkep, satu video lainnya dibuat sekitar dua bulan lalu. Terlihat ada pemuda yang mengendap-endap di perempatan jalan yang mencoba mengadang adik Rizal, yang membawa tas kresek (kantong plastik) berisi jalangkote. Karena diganggu, adik Rizal harus terjerembab dari sepedanya hingga jajanan yang dibawanya ikut terjatuh. Pemuda itu terlihat puas, meski akhirnya sempat mengangkat badan adik Rizal.
Perwira Urusan (Paur) Humas Polres Pangkep, Aiptu Agus Salim, menjelaskan, jika perundungan yang diterima adik Rizal bukan hanya sekali, melainkan berkali-kali. Hanya saja, apa yang dilakukan Andi dan kawan-kawannya itu sudah keterlaluan, karena menyerang fisik. Alhasil adik Rizal mengalami luka-luka di bagian siku dan mukanya. “Mungkin karena tubuhnya yang gemuk sehingga mendapat perlakuan itu. Tapi, kali ini sungguh kelewatan kelompok pemuda Firdaus yang kini sudah diamankan polisi,” kata Agus kepada wartawan merujuk nama Andi Putra yang akrab dipanggil Firdaus.
Meski ternyata berulang kali menjadi sasaran perundungan, ternyata adik Rizal tetap menunjukkan perasaan tegar. Dia dikabarkan kerap tidak menceritakan pengalaman buruk yang menimpanya kepada sang ayah Muzakkir dan ibunya, Dahlia. Bahkan, dalam video ketika diserang Andi, ia tidak menangis sedikit pun. Dia seperti figur yang ceria, dan bisa langsung bangkit usai tersungkur. Di sini lah kehebatan orang tua yang berhasil mendidik adik Rizal menjadi anak yang memiliki mental baja.
Adik Rizal selama ini memang memilih berjualan jalangkote usai pulang sekolah. Ayahnya hanya bekerja sebagai penarik becak motor (bentor), dan ibunya sebagai ibu rumah tangga. Jelas dia berasal dari keluarga tidak mampu. Adik Rizal baru saja memiliki adik balita, lantaran ibunya belum lama ini melahirkan. Bahkan menurut penuturan Dahlia, anak keduanya tersebut sempat mencium adik bayi tersebut lantaran tidak lagi bisa memberikan uang untuk membeli popok bayi. Meski begitu, ia tetap tidak mau menjelaskan peristiwa perundungan yang dialaminya.
"Na kasi tauka kalau maui bantuka cari uang. Ia bilang ingin belikan popok adek," ujar Dahlia kepada berbagai media sambil menahan isak tangis menjelaskan mengapa adik Rizal sempat ingin berhenti berjualan. Setiap hari, menurut Dahlia, jika adik Rizal mendapatkan uang hasil berjualan Rp 10 ribu, yang Rp 5 ribu diserahkan ibunya. Sisanya digunakan untuk uang jajan sekolah.
Meski kerap menjadi sasaran perundungan selama berjualan, adik Rizal tetap menghadapinya dengan sabar. Hal itu terbukti ia setiap hari tidak mempedulikan hinaan maupun ancaman fisik yang dialamatkan kepadanya, dengan tetap mau menjual jalangkote buatan ibunya. Dahlia pun mengaku, beberapa kali mendapat informasi anaknya mendapat gangguan ketika berjualan. Meski sudah dilarang, adik Rizal setiap hari tetap memilih bersepeda membantu orang tuanya berjualan jalangkote keliling desa.
Dan hebatnya, ia tidak malu melakukannya. Faktor ekonomi pula yang memaksa adik Rizal harus ikut mencari nafkah.
Bayangkan, masih berusia 12 tahun, adik Rizal sudah bisa berbakti kepada orang tuanya? Di saat anak-anak sepantarannya mungkin masih menghabiskan waktu untuk sekolah dan bermain-main, adik Rizal bersiap menjadi tulang punggung keluarganya.
Penulis pun menganggap adik Rizal sebagai sosok anak yang tulus dan memiliki hati halus. Bagaimana tidak? Dia lebih memilih menyimpan pengalaman tidak mengenakkan yang dialaminya agar orang tuanya tidak kepikiran. Kalau adik Rizal tipikal orang mudah menyerah, ia pasti langsung menolak berjualan jalangkote saat ada gangguan menimpanya. Pun kalau ia cerita, bisa jadi orang tuanya malah khawatir, dan terbukti sempat melarangnya berjualan. Faktanya, ia tetap enjoy berjualan demi bisa berkontribusi membantu pendapatan orang tuanya.
Bersyukur usai peristiwa itu, pelaku harus mempertanggungjawabkan perbuatannya dengan dibawa ke Mapolres Pangkep. Sedangkan bantuan dan simpati akhirnya mengalir deras ke adik Rizal. Dari berbagai foto dan video yang beredar, adik Rizal dengan polosnya seolah tidak menunjukkan wajah cemberut. Meski jelas memori trauma akan tetap tersimpan di pikirannya, ia seolah ingin mengabaikan masalah perundungan tersebut.
Terbukti, di momen berikutnya, ia tetap tersenyum dan seolah tidak terjadi apa-apa dengannnya. Bahkan, dalam video ketika adik Rizal menghitung uang lembaran Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu yang didapat dari sumbangan donatur, ia malah membuat orang-orang di sekelilingnya terpingkal. Hal itu lantaran ia salah menghitung nilai satu juta rupiah menjadi 10 ratus ribu rupiah.
“Lima ratus (ribu), enam ratus, tujuh ratus, delapan ratus, sembilan ratus, sepuluh ratus (sejuta),” kata adik Rizal yang salah menghitung uang di tangannya hingga membuat orang-orang di sekitarnya tertawa sampai memeluknya. Dia pun kembali menghitung uangnya sambil bercanda, dan tertawa kembali. Begitu lah pribadi ceria adik Rizal yang terlihat sebagai laki-laki jauh lebih dewasa dibandingkan umurnya. Baik sang ayah maupun ibu, sepatutnya berbangga memiliki anak seperti adik Rizal.
Penulis pun merasa tertarik dengan foto viral saat ia duduk mengenakan kaus berlogo Universitas Halu Oleo, sambil tangannya memegang permen. Wajah adik Rizal seperti diolesi krim untuk mengobati luka memar yang dialaminya, akibat dipukul Andi. Dengan beredarnya kaus berlogo kampus yang berlokasi di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sulteng), itu semoga saja pihak universitas tergerak untuk memberikan beasiswa bagi adik Rizal. Minimal ada perhatian atau bantuan pendidikan agar ia bisa lebih fokus belajar, karena sudah ikut mempromosikan Universitas Halu Oleo.
Tentu saja yang pasti banyak sumbangan, baik dari masyarakat dan komunitas yang peduli, maupun pejabat pemerintah kabupaten, provinsi, hingga anggota DPR, termasuk staf pribadi Menhan Prabowo, Rizky Irmansyah, yang dialamatkan untuk orang tua adik Rizal. Baik di medsos maupun pemberitaan media, seluruhnya merasa prihatin dengan insiden yang menimpa adik Rizal. Mereka menunjukkan solidaritas perlawanan terhadap aksi perundungan, dan di sisi lain mengapresiasi kehebatan adik Rizal yang tetap cool dan tegar menghadapi cobaan.
Semoga nasib keluarga tidak berada itu ke depannya dapat lebih sejahtera. Dan, sang pembuka jalan rezeki itu adalah pengorbanan yang sudah dilakukan adik Rizal saat berjualan jalangkote.