Rabu 20 May 2020 05:38 WIB

In Picture: Pandemi Covid-19 Mengancam Keberadaan Suku Asli Amazon

.

Rep: Rizky Jaramaya, Putra M Akbar/ Red: Yogi Ardhi

Pemimpin Komunitas Taman Bangsa Adat, Pedro dos Santos berpose untuk foto di Manaus, Brasil, Ahad (10/5). Kurangnya perhatian dari Pemerintah Manaus membuat Pedro dos Santos harus meminum teh yang terbuat dari akar sawi putih, bawang putih dan jeruk nipis untuk meredakan demam tinggi yang berlangsung 10 hari (FOTO : AP/Felipe Dana)

Sejumlah kerabat membantu petugas pemakaman SOS yang mengenakan alat pelindung diri, mengeluarkan jasad Eldon Cascais yang meninggal setelah mengalami kesulitan bernapas saat terjadinya wabah virus Corona di Manaus, Brasil, Sabtu (9/5). (FOTO : AP/Felipe Dana)

Pedro Henrique (9) berpose untuk sebuah foto dengan berdiri di pintu masuk rumahnya di komunitas Taman Bangsa Adat di Manaus, Brasil, Ahad (10/5). Beberapa warga Manaus yang ketakutan melarikan diri tetapi mereka mungkin tidak menunjukkan gejala dan dapat menyebarkan virus di tempat lain, kata direktur eksekutif Institut Studi Kebijakan Kesehatan Brasil (FOTO : AP/Felipe Dana)

Kerabat menangis saat pemakaman Kepala Kokama Messias Martins Moreira, yang meninggal karena COVID-19 di Taman Bangsa Adat di Manaus, Brasil, Kamis (14/5). Orang-orang dari etnis Kokama tidak dapat memperoleh perawatan medis dari sistem kesehatan terdekat atau dari penyedia perawatan asli pemerintah, kata jaksa federal dalam gugatan yang diajukan minggu ini (FOTO : AP/Edmar Barros)

Seorang wanita menangis diatas tubuh Luis da Silva (82) yang telah meninggal saat wabah virus Corona di Manaus, Brasil Sabtu (9/5). (FOTO : AP/Felipe Dana)

Keluarga Muslim Thailand berdoa sebelum berbuka puasa di ruang tamu rumah mereka di Bangkok, Thailand. (FOTO : AP / Gemunu Amarasinghe)

Kuburan untuk orang-orang yang telah meninggal dalam sebulan terakhir mengisi bagian baru dari pemakaman Nossa Senhora Aparecida di Manaus, Brasil, Senin (11/5). Suku-suku pribumi yang tinggal di Sungai Solimoes dan Negro yang bergabung di Manaus untuk membentuk Sungai Amazon mencoba selama berminggu-minggu untuk menutup cadangan mereka dari virus, memohon sumbangan sambil menunggu pengiriman bantuan makanan dari pemerintah sehingga mereka dapat tetap terisolasi (FOTO : AP/Felipe Dana)

Kuburan yang baru digali di pemakaman Nossa Senhora Aparecida saat terjadinya virus Corona di Manaus, Brasil, Rabu (22/4). Brasil memiliki angka kematian COVID-19 tertinggi di Amerika Latin, dengan lebih dari 15 (FOTO : AP/Emerson Cardoso)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, MANAUS -- Tenaga medis mulai mengevakuasi penduduk asli Amazon yang terinfeksi virus corona. Penyebaran virus corona di wilayah dalam Amazon telah meluas dengan jumlah pasien yang meningkat.

Layanan kesehatan penduduk asli pemerintah Brasil, Sesai melaporkan, pada Senin (18/5), setidaknya 23 penduduk asli Amazon meninggal dunia karena infeksi virus corona. Para korban yang meninggal berada di wilayah terpencil, dan 11 di antaranya berada di hulu sungai Amazon yang berbatasan dengan Kolombia dan Peru.

Organisasi kesukuan Brasil, APIB melaporkan kenaikan jumlah kematian penduduk asli Amazon akibat virus corona mencapai 103. Sekitar tiga perempat dari 540 kasus yang dikonfirmasi, 40 di antaranya berada di Amazon.

Pandemi virus corona telah menghantam Manaus sehingga rumah sakit di kota tersebut kekurangan tempat tidur. Kota tersebut juga kekurangan lahan pemakaman untuk mengubur pasien yang meninggal dunia. Oleh karena itu, pasien yang meninggal dunia dikuburkan secara massal.

 

sumber : Reuters, AP Photo
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement