REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Umat Muslim di Kota Luton, Inggris, dan Prancis sedang bersiap untuk Idul Fitri yang sangat berbeda akhir pekan ini.
Idul Fitri biasanya dirayakan dengan menghabiskan waktu dengan teman dan keluarga. Namun, adanya pandemi menyebabkan kebiasaan tersebut harus berubah total.
Tahun ini, relawan dari Discover Islam Centre Luton, akan keluar untuk mengirim makanan di saat Idul Fitri, dilansir di BBC, Sabtu (23/5).
"Sudah mulai di sana, bisa membantu orang lain, ini adalah semangat Ramadhan, bisa berbagi niat baik dan harapan," kata sukarelawan Sujel Miah.
Bekerja dengan mitra termasuk Age Concern dan Luton Food Bank, pusat ini telah mendistribusikan makanan dan pasokan pendidikan dengan nilai lebih dari 100 ribu pound sterling atau sekitar Rp 1,8 miliar kepada orang-orang yang rentan. "Salah satu hal penting bagi kami adalah memastikan tidak ada orang di kota ini yang kelaparan." kata Ketua Discover Islam Center, Sufian Sadiq.
Secara terpisah, Pemerintah Prancis mengizinkan rumah ibadah untuk kembali melakukan kegiatan keagamaan setelah ditutup selama dua bulan. Namun, para jamaah di setiap rumah ibadah wajib mengenakan masker untuk mencegah penularan virus corona.
Kementerian Dalam Negeri Prancis telah mengeluarkan kebijakan yang menetapkan aturan baru dalam kegiatan keagamaan. Aturan tersebut yakni para jamaah wajib mengenakan masker, menjaga jarak setidaknya satu meter, dan mencuci tangan.
Pemerintah Prancis telah melonggarkan lockdown pada awal Mei, namun tetap meminta masyarakat waspada dan mengikuti aturan yang berlaku. Kementerian Dalam Negeri memprediksi kegiatan keagamaan di rumah ibadah akan dimulai pada awal Juni.
Namun, dalam beberapa kasus beberapa kelompok agama langsung menggelar kegiatan keagamaan ketika ada pengumuman tersebut. Salah satunya adalah komunitas Muslim yang akan merayakan Idul Fitri pada Ahad (24/5). Menurut laporan Pew Research Center, komunitas Muslim di Prancis berjumlah 9 persen dari total populasi.