REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Pasca-Idul Fitri 1441 H, Selasa (26/5), destinasi wisata pantai dan pulau di Provinsi Lampung masih ditutup selama masa pandemi Covid-19. Dampaknya, pedagang merugi dan pekerja tempat wisata kehilangan mata pencarian.
Idul Fitri tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Biasanya, jalan-jalan menuju destinasi wisata pantai dan pulau di wilayah Teluk Lampung memadat pada hari kedua, ketiga, dan selama liburan sekolah dan kantor pasca-Lebaran.
Kepadatan pengunjung dan kendaraan menuju tempat wisata tersebut, berdampak positif kepada pedagang sepanjang jalan dan pekerja tempat wisata. Warga di sekitar daerah wisata meraup rezeki aji mumpung tahunan. Mulai dari penjaga parkir, penyewa perahu/kapal motor, penyewa pelampung dan ban dalam, dan juga pedagang kuliner.
"Saya coba berdagang hari kedua (Lebaran), ternyata masih sepi. Jalan sepi, kendaraan yang lewat dapat dihitung. Tahun ini beda jauh dengan Lebaran tahun lalu," ujar seorang pedagang kuliner di Hanura, Kabupaten Pesawaran, Lampung, Rudi Djunaedi, pada Selasa (26/5).
Dia berharap dagangannya laku dan ludes seperti Lebaran tahun lalu. Namun, setelah sampai petang hari, pulang ke rumah, aneka gorengannya masih tersisa dan terpaksa dibawa pulang. Untungnya produksi dagangannya hanya separuh dari biasanya.
Bapak dua anak tersebut sudah mengetahui kalau destinasi pantai dan pulau di kawasan Teluk Lampung masih tutup. Namun, dia berharap masih ada orang yang melintas untuk menikmati panorama pantai dan pulau tidak di tempat wisata resmi.
Destinasi wisata favorit di kawasan Teluk Lampung tersebut yakni Pantai Mutun, Pulau Tangkil, Pantai Sari Ringgung, Pantai Clara, Pulau Pahawang, Pulau Tegal, dan terujung Teluk Kiluan. Kawasan wisata tersebut menjadi tujuan utama pengunjung dari luar Provinsi Lampung, apalagi saat liburan sekolah dan Lebaran.
Seorang pekerja tempat wisata Pahawang yang mangkal di dermaga Ketapang, Usman, mengatakan, sejak pandemi Covid-19 dua bulan lalu, wisata Pulau Pahawang ditutup. Sejak itu, pekerja dan penyewa kapal motor penumpang beralih ke pekerjaan lain.
"Sama sekali tidak boleh lagi ke Pulau Pahawang. Ditutup total. Ya, jadi sekarang menganggur," kata Usman, yang sudah bekerja di Pulau Pahawang tiga tahun terakhir.
Pulau Pahawang terkenal dengan pantai pasir putih dan keindahan alam bawah lautnya. Untuk mencapai pulau tersebut, pengunjung harus menyewa kapal motor penumpang berkisar Rp 800 ribu sampai Rp Rp 1 juta per kapal dengan penumpang 8 sampai 10 orang.
Pengunjung juga ditawari sewa pelampung, kamera bawah laut, dan juga alat snorkeling. Banyaknya pengunjung ke tempat wisata pulau dan laut tersebut, berdampaik positif bagi pemilik kapal, penyewa peralatan selam, dan juga penjaga parkir mobil di dermaga.
Kondisi sama terjadi di Pantai Mutun, Pulau Tangkil, Pantai Sari Ringgung dan Pulau Tegal Mas. Biasanya, Pantai Sari Ringgung menjadi tempat favorit pengunjung, juga menjadi tempat menuju Pulau Tegal Mas. Tutupnya destinasi wisata tersebut, banyak kalangan kehilangan pendapatan pada Lebaran tahun ini.