Kamis 28 May 2020 20:42 WIB

Kemendikbud Masih akan Optimalkan Platform Belajar Luring

Kemendikbud menyediakan TV dan radio untuk media pembelajaran daerah sulit internet.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Agus Yulianto
Guru dan siswa SMK Pariwisata Dalung melakukan kegiatan belajar mengajar secara daring di Badung Bali. Sekolah tersebut menerapkan pembelajaran secara daring menggunakan sejumlah aplikasi setelah kegiatan belajar mengajar di lingkungan sekolah ditiadakan sementara untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19. (Ilustrasi)
Foto: ANTARA/Fikri Yusuf
Guru dan siswa SMK Pariwisata Dalung melakukan kegiatan belajar mengajar secara daring di Badung Bali. Sekolah tersebut menerapkan pembelajaran secara daring menggunakan sejumlah aplikasi setelah kegiatan belajar mengajar di lingkungan sekolah ditiadakan sementara untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) masih menjadi pilihan yang akan diterapkan oleh pemerintah bagi sekolah di tengah pandemi Covid-19. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) masih akan mengoptimalkan platform belajar selain melalui internet.

Plt. Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Hamid Muhammad mengatakan, selama ini masih ada daerah yang tidak bisa menerapkan PJJ. Guru terpaksa melakukan pembelajaran dengan mengunjungi muridnya, atau membuka kelas dengan jumlah murid terbatas.

Pada tahun ajaran baru yang akan dimulai Juli 2020 nanti, kemungkinan situasi sekolah masih menerapkan sistem PJJ. "Maka akan terus diperkuat, jadi kami Kemendikbud mensupport PJJ melalui Rumah Belajar, TV Edukasi, kemudian kerja sama dengan TVRI juga akan diperpanjang, termasuk dengan penyediaan kuota gratis atau murah," kata Hamid, dalam konferensi video, Kamis (28/5).

Berdasarkan asesmen yang dilakukan Kemendikbud, pada masa pandemi ada tiga metode yang diterapkan sekolah di berbagai daerah. Metode pertama adalah daring (dalam jaringan), semi daring, dan luring (luar jaringan) atau manual.

Hasil evaluasi tersebut menunjukkan akses internet para guru dan siswa rata-rata hanya 51 persen yang efektif. Artinya, 51 persen guru dan siswa itu efektif menggunakan akses internet sebagai media kegiatan pembelajaran.

Menurut dia, upaya Kemendikbud menyediakan TV dan radio untuk media pembelajaran membantu daerah yang kesulitan akses internet. "Begitu TV kita keluarkan sangat membantu sekolah-sekolah yang pakai luring," kata Hamid menambahkan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement