REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Dinas Pemadam Kebakaran Kota Surabaya, Jatim, melakukan penyemprotan cairan disinfekatan di 50.735 lokasi di kota itu sejak 13 Maret 2020 sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran virus corona jenis baru atau Covid-19.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (PMK) Surabaya Dedik Irianto memastikan jajaran PMK bersama personel Satpol dan Linmas terus melakukan penyemprotan ke berbagai titik di Kota Surabaya.
"Penyemprotan itu sudah masif dilakukan sejak 13 Maret 2020 atau ketika kasus pertama muncul di Kota Surabaya," katanya, Kamis (4/6).
Menurut dia, setiap hari pihaknya melakukan penyemprotan di 300-400 titik, sehingga total titik penyemprotan yang dilakukan bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Pemkot Surabaya lainnya sebanyak 50.735 lokasi sejak 13 Maret hingga 2 Juni 2020. Sedangkan penyemprotan yang dilakukan oleh PMK sendiri total sebanyak 43.371 lokasi.
Ia memastikan bahwa titik-titik lokasi penyemprotan itu tidak asal nyemprot, namun berlandaskan data. Ketika menerima data terkonfirmasi Covid-19 di suatu alamat tertentu, kemudian Dinas PMK langsung mengejar alamat itu dan langsung melakukan penyemprotan di kawasan tempat tinggal pasien terkonfirmasi itu.
"Jadi, sekeliling tempat tinggal pasien itu kami semprot, kira-kira radius 500 meter di sekelilingnya kami semprot semuanya. Tujuannya jelas supaya tidak ada lagi penambahan ODP di wilayah tersebut, dan ini akan terus kami lakukan ke depannya," katanya.
Dedik menjelaskan bahwa dalam melakukan penyemprotan ini pihaknya menurunkan hampir semua unit, mulai unit yang paling besar hingga yang paling kecil. Beberapa unit ini adalah Bronto Skylife yang setiap hari melakukan penyemprotan di Hotel Asrama Haji dan RSUD Soewandhie serta titik-titik lainnya.
Selain itu ada pula unit Kajama, Unit Firedome, serta Unit Walang Kadung yang biasa masuk-masuk ke gang-gang sempit.
"Ketika melakukan penyemprotan kami memiliki SOP yang harus dilakukan. Salah satunya harus menggunakan APD lengkap khas PMK dan para personil tidak boleh turun dari mobil, sehingga penyemprotannya dilakukan di atas mobil demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.
Saat ini, kata dia, para RW dan LPMK di Kota Surabaya sudah mulai sadar bahwa mereka membutuhkan penyemprotan ini. Terbukti, sudah banyak yang meminta kepada Dinas PMK untuk dilakukan penyemprotan di wilayahnya masing-masing.
"Sudah banyak yang mengusulkan kepada kami, ya kami tindak lanjuti," katanya.