Senin 08 Jun 2020 11:14 WIB

Cadangan Devisa Meningkat Jadi 130,5 Miliar Dolar AS

Cadev terutama dipengaruhi oleh penarikan ULN pemerintah dan penempatan valas di BI.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Fuji Pratiwi
Cadangan devisa (ilustrasi). Bank Indonesia merilis posisi cadangan devisa (cadev) Indonesia pada akhir Mei 2020 sebesar 130,5 miliar dolar AS, Senin (8/6).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Cadangan devisa (ilustrasi). Bank Indonesia merilis posisi cadangan devisa (cadev) Indonesia pada akhir Mei 2020 sebesar 130,5 miliar dolar AS, Senin (8/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia merilis posisi cadangan devisa (cadev) Indonesia pada akhir Mei 2020 sebesar 130,5 miliar dolar AS, Senin (8/6). Jumlah tersebut meningkat dibandingkan posisi akhir April 2020 sebesar 127,9 miliar dolar AS. 

Kepala Departemen Komunikasi BI, Onny Widjanarko menyampaikan, peningkatan cadangan devisa pada Mei 2020 terutama dipengaruhi  penarikan utang luar negeri (ULN) pemerintah dan penempatan valas perbankan di Bank Indonesia. Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung stabilitas dan prospek ekonomi yang tetap baik.

Baca Juga

Posisi cadangan devisa setara dengan pembiayaan 8,3 bulan impor atau 8,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan, posisi cadangan devisa meningkat seiring aliran modal asing ke dalam negeri yang terus meningkat. Menurutnya, semakin kuatnya konfiden pasar membuat lelang SBN dalam beberapa waktu terakhir kelebihan permintaan dari investor asing.

"Dengan kepercayaan pasar yang menguat, aliran ke SBN dan bursa saham terus meningkat," kata Perry.

Kupon Surat Berharga Negara (SBN) pun menurun dari semula 8,08 persen kini menjadi 7,06 persen. Sejak pekan kedua Mei, aliran modal (inflow) meningkat setiap minggu. Seperti pekan pertama Mei net inflow ke SBN tercatat Rp 2,97 triliun, pada pekan kedua Mei sebesar Rp 6,15 triliun, pekan ketiga sebesar Rp 2,5 triliun dan pekan pertama Juni sebesar Rp 7,01 triliun.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
سَيَقُوْلُ الْمُخَلَّفُوْنَ اِذَا انْطَلَقْتُمْ اِلٰى مَغَانِمَ لِتَأْخُذُوْهَا ذَرُوْنَا نَتَّبِعْكُمْ ۚ يُرِيْدُوْنَ اَنْ يُّبَدِّلُوْا كَلٰمَ اللّٰهِ ۗ قُلْ لَّنْ تَتَّبِعُوْنَا كَذٰلِكُمْ قَالَ اللّٰهُ مِنْ قَبْلُ ۖفَسَيَقُوْلُوْنَ بَلْ تَحْسُدُوْنَنَا ۗ بَلْ كَانُوْا لَا يَفْقَهُوْنَ اِلَّا قَلِيْلًا
Apabila kamu berangkat untuk mengambil barang rampasan, orang-orang Badui yang tertinggal itu akan berkata, “Biarkanlah kami mengikuti kamu.” Mereka hendak mengubah janji Allah. Katakanlah, “Kamu sekali-kali tidak (boleh) mengikuti kami. Demikianlah yang telah ditetapkan Allah sejak semula.” Maka mereka akan berkata, “Sebenarnya kamu dengki kepada kami.” Padahal mereka tidak mengerti melainkan sedikit sekali.

(QS. Al-Fath ayat 15)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement