REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pandemi virus corona jenis baru (Covid-19) telah membuat industri film di Korea Selatan (Korsel) merasakan dampaknya. Meningkatnya kekhawatiran penyebaran wabah yang terus berlanjut membuat ketidakpastian kapan orang-orang akan dapat merasa aman untuk kembali menonton di bioskop-bioskop.
Meski sebagian besar bioskop di Korsel tidak ditutup selama pandemi Covid-19, jumlah penonton sangat sedikit, membuat angka penjualan box office anjlok. Pada Mei, tercatat 1,5 juta film yang terjual.
Jumlah itu sebenernya masih turun sebanyak 17 juta, dibandingkan pada Januari. Namun, angka itu tetap menjadi peningkatan dibandingkan pada April, di mana menjadi rekor terendah penjualan box office di Negeri Ginseng, dengan hanya 970 ribu tiket bioskop yang terjual.
Ini tentu menjadi pukulan besar bagi industri film Korsel. Terlebih, Korsel mendapat pengakuan global setelah Parasite mencetak sejarah dengan memenangkan sejumlah penghargaan bergensi, Oscar. Meski demikian, menurut guru besar dan dosen perfilman Soongsil Cyber University, Seoul, Korsel, Jason Bechervaise, keadaan itu tetap lebih baik untuk negara Asia Timur ini.
Bechervaise mengatakan, dibandingkan industri film di Hollywood, China atau Eropa, Korsel tetap berada dalam posisi yang lebih baik untuk bangkit kembali. Ia menilai apa yang terjadi di Korsel adalah pergerakan yang lambat, tetapi tidak berhenti.
"Industri ini melambat tetapi tidak berhenti seperti di negara lain. Bioskop masih buka dan ketika kasus (Covid-19) menurun, mudah-mudahan orang akan merasa lebih percaya diri untuk kembali," ujar Bechervaise, seperti dilansir VOA, Senin (15/6).
Korsel menjadi negara pertama yang tercatat berhasil membuat kurva kasus Covid-19 rata atau tidak meningkat pesat. Hal tersebut diyakini karena pengujian cepat dan penelusuran kontak berbasis teknologi yang dilakukan. Namun, dalam beberapa pekan terakhir, peningkatan kasus terjadi, dengan jumlah secara keseluruhan adalah 12.121.