Rabu 17 Jun 2020 06:16 WIB

Jabar Serius Kembangkan Teknologi 4.0 di Sektor Pertanian

Pemasaran komoditas pertanian di desa-desa sudah melalui daring.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Muhammad Fakhruddin
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo saat membuka gelar Pengawasan dan Penindakan Karantina Pertanian di Lembang, Selasa (16/6/2020).).
Foto: dok. Humas Kementan
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo saat membuka gelar Pengawasan dan Penindakan Karantina Pertanian di Lembang, Selasa (16/6/2020).).

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengatakan, penerapan teknologi 4.0 di sektor pertanian akan menjadi fokus Pemerintah Provinsi Jabar pada 2021 mendatang.

“Hasil kajian ekonomi Jabar ternyata ekonomi yang tangguh selama Covid-19 adalah ekonomi pertanian. Maka 2021 arah kebijakan Jabar juga akan banyak ke desa dan pertanian, tapi dilengkapi dengan 4.0 teknologi karena itu cara kami bisa melompat, tapi tetap aman dari Covid-19," Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, dalam acara Gelar Pengawasan dan Penindakan Badan Karantina Pertanian di Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang, Kab. Bandung Barat, Selasa (16/6).

Emil mengatakan, sejumlah teknologi sudah diterapkan di sektor pertanian. Salah satunya, drone untuk penyemprotan pupuk cair. Pemasaran komoditas pertanian di desa-desa sudah melalui daring. Hal itu menguntungkan petani dan konsumen, karena alur distribusi dapat dipangkas. 

Selain itu, kata dia, ribuan kolam sudah menggunakan teknologi smart auto feeder. Lewat teknologi itu, memberi pakan ikan bisa menggunakan gawai. Hal tersebut membuat panen bisa naik dari dua menjadi empat kali dalam setahun.

“Sudah saya laporkan teknologi-teknologi pertanian dan peternakan, itu juga sangat banyak. Memberi makan ikan dengan HP teknologinya, pupuk cair dengan drone, perdagangannya di balai desa online, itu sudah kami laksanakan,” kata Emil seraya berharap, nantinya bisa menjadi penyemangat Jawa Barat menjadi lumbung ketahanan pangan nasional yang paling kuat. 

Menteri Pertanian (Mentan) RI Syahrul Yasin Limpo mengapresiasi persiapan Pemprov Jabar untuk mempercepat ekonomi di sektor pertanian. Menurutnya, pandemi Covid-19 menguji ketahanan pangan Indonesia. 

Covid-19 itu, kata dia, menguji kebersamaan, Covid-19 itu menguji daya tahan nasionalis, termasuk daya tahan ketahanan pangan kita. Ia turun ke beberapa tempat, Jawa Barat ini memang boleh diandalkan secara nasional. “Saya mengapresiasi pak gubernur dengan segala langkahnya, lebih khusus mempersiapkan after Covid-19 atau dalam kondisi Covid-19 masyarakat tetap produktif di bidang pertanian,” katanya. 

Syahrul juga melaporkan, stok pangan Indonesia saat ini masih aman dengan jumlah sekitar 7,46 juta ton yang dihasilkan dari musim panen pertama. Diperkirakan Indonesia akan memiliki stok 4 juta ton saat memasuki tahun 2021.

Menurut Syahrul, pertanian dapat menjadi jawaban penggerak perekonomian pascapandemi Covid-19, karena seluruh dunia membutuhkan makanan yang didapat dari sektor pertanian. “Sekarang ini kami punya stok 7,46 juta ton (pangan) dari musim panen satu. Kemudian musim panen dua kami rencanakan 15 juta ton. Dan kita makan besok itu menggunakan kurang lebih 15-16 juta ton, berarti kita masih punya 4 juta ton lebih memasuki 2021,” kata Syahrul seraya mengatakan, pertanian itu seluruh dunia membutuhkan karena seluruh dunia membutuhkan makanan. Sehingga, pertanian adalah jawaban untuk menghadapi after Covid-19.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement