Kamis 18 Jun 2020 13:51 WIB

Pemkot Bandung Targetkan 15 Ribu Tes Covid-19

Penyebab masih banyak yang terpapar Covid-19 karena banyak yang bepergian

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Hiru Muhammad
Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Rudy Sufahriadi memeriksa suhu tubuh seorang wajib pajak saat rapid test Covid-19 secara drive thru di Kantor Samsat Soekarno Hatta Bandung, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Kamis (18/6). Rapid test yang dilakukan secara acak kepada 300 warga wajib pajak tersebut bertujuan untuk mendeteksi dan mencegah penyebaran Covid-19 di fasilitas pelayanan publik
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Rudy Sufahriadi memeriksa suhu tubuh seorang wajib pajak saat rapid test Covid-19 secara drive thru di Kantor Samsat Soekarno Hatta Bandung, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Kamis (18/6). Rapid test yang dilakukan secara acak kepada 300 warga wajib pajak tersebut bertujuan untuk mendeteksi dan mencegah penyebaran Covid-19 di fasilitas pelayanan publik

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) menargetkan tes covid-19 bisa mencapai 15 ribu tes selama pandemi corona masih berlangsung. Selain itu, penelurusan jejak terus dilakukan kepada masyarakat yang pernah melakukan kontak erat kepada pasien positif covid-19.

"Penelurusan jejak terus dilakukan. Testing, pak Wali Kota menyampaikan  target 15 ribu melihat best practice dari negara Korea Selatan," ujar Kasi Surveilans dan Imunisasi Dinkes Kota Bandung, Girindra di Balai Kota Bandung, Kamis (18/6).

Pihaknya telah melakukan rapid tes kepada 13 ribu lebih orang masyarakat dengan hasil 700 reaktif dan 6.000 lebih orang ditindaklanjuti dengan tes swab. Selain itu terdapat 500 lebih orang tanpa gejala (OTG) yang pernah kontak erat dengan pasien positif covid-19.

Sejauh ini, ia mengungkapkan total kasus positif Covid-19 hingga Rabu (17/6) mencapai 373 orang terdiri dari positif aktif 128 orang, 40 orang meninggal dan sisanya telah sembuh. Menurutnya, tes Covid-19 terus dilakukan dengan hasil tes yang bisa lebih cepat 3 sampai 7 hari. 

Ia mengatakan tren kasus positif Covid-19 mengalami kenaikan berdasarkan hasil penelurusan jejak dan tes Covid-19. Menurutnya, penyebab masih banyak yang terpapar Covid-19 diperkirakan faktor masih banyak yang keluar rumah.

"Penyebab prediksi, ada hari raya Lebaran dan di lingkungan masih belum menerima kalau tetap di rumah, masih ada yang memenuhi kebutuhan pokoknya tanpa mengindahkan protokol kesehatan," katanya.

Girindra menegaskan tidak terdapat kluster baru dalam penyebaran covid-19 namun transmisi lokal. Katanya, berdasarkan ahli epidemologi puncak Covid-19 bisa terjadi pada Juni namun jika terjadi pelonggaran bisa berlangsung hingga September.

Ia pun memastikan jika alat pelindung diri untuk tenaga kesehatan relatif tersedia termasuk untuk alat tes dan swab. Selain itu sarana dan prasarana disinfektan diperoleh dari berbagai bantuan masyarakat.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement