Kamis 18 Jun 2020 14:54 WIB

Jumlah Wisatawan ke Pangandaran Meningkat

Wisatawan harus membawa surat keterangan sehat yang dilampiri hasil rapid test

Rep: Bayu Adji P/ Red: Hiru Muhammad
Pegawai membersihkan lokasi akuarium di Pangandaran Integrated Aquarium and Marine Research Institute (PIAMARI) di kawasan Pelabuhan Pendaratan Ikan Cikidang, Desa Babakan, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Jumat (12/6/2020). Akuarium yang diklaim sebagai akuarium terpanjang di dunia dengan panjang 47,895 meter tersebut dibangun untuk Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebagai sarana wisata edukasi dan riset kelautan
Foto: ANTARA /Adeng Bustomi
Pegawai membersihkan lokasi akuarium di Pangandaran Integrated Aquarium and Marine Research Institute (PIAMARI) di kawasan Pelabuhan Pendaratan Ikan Cikidang, Desa Babakan, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Jumat (12/6/2020). Akuarium yang diklaim sebagai akuarium terpanjang di dunia dengan panjang 47,895 meter tersebut dibangun untuk Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebagai sarana wisata edukasi dan riset kelautan

REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN--Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pangandaran mencatat peningkatan jumlah kunjungan wisatawan sejak destinasi di wilayah itu dibuka kembali sejak Jumat (5/6). Berdasarkan data yang diterima Republika, tercatat 4.645 wisatawan yang berkunjung selama sekira 10 hari sejak destinasi wisata di Kabupaten Pangandaran dibuka.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pangandaran, Untung Saeful Rachman mengatakan, peningkatan kunjungan wisatawan sudah mulai terjadi, meski belum tinggi. Sebab, belum 100 persen destinasi di wilayahnya beroperasi dan persyaratan wisatawan untuk berkunjung masih cukup ketat.

"Sudah ada peningkatan meski tak signifikan karena pelaku usaha wisata belum buka semua, masih ada yang menutup diri," kata dia,  Kamis (18/6).

Ia menambahkan, peningkatan juga terjadi pada hunian hotel di Pangandaran. Menurut dia, ketika pekan pertama destinasi wisata kembali dibuka, hanya terjadi peningkatan tingkat hunian hotel sekira 5 persen. Namun, saat ini tingkat hunian hotel menjadi 15 persen dari kapasitas 50 persen.

Objek wisata Pantai Pangandaran merupakan destinasi wisata yang paling banyak dikunjungi wisatawan sejak dibuka kembali. Tercatat mulai 5 hingga 16 Juni terdapat 2.833 wisatawan yang berkunjung ke destinasi itu. Sementara destinasi favorit kedua adalah Pantai Karapyak dengan 769 kunjungan wisatawan, disusul Pantai Batukaras 739 kunjungan wisatawan, Green Canyon 190 kunjungan wisatawan, dan Pantai Batu Hiu 114 kunjungan wisatawan.

Dari kunjungan ribuan wisatawan itu, tercatat pendapatan dari kunjungan wisatawan mencapai Rp 16,6 juta. Pendapatan itu didapat dari Pantai Pangandaran sebesar Rp 10,6 juta, Pantai Karapyak Rp 2 juta, Pantai Batukaras Rp 2,7 juta, Pantai Batu Hiu Rp 427 ribu, dan Green Canyon Rp 712 ribu.

Kendati demikian, tak sedikit pula kendaraan yang disuruh putar balik dari destinasi wisata lantaran wisatawan tak membawa keterangan hasil uji cepat (rapid test). Berdasarkan data yang ada, lebih dari 2.000 kendaraan roda dua maupun roda empat dari berbagai daerah yang disuruh putar balik dari destinasi wisata di Pangandaran.

Untung mengatakan, hingga saat ini persyaratan bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Pangandaran masih sama. Wisatawan harus membawa surat keterangan sehat yang dilampiri hasil rapid test atau tes swab Covid-19. Wisatawan juga harus menerapkan protokol kesehatan di destinasi wisata yang dikunjunginya. 

Menurut dia, berdasarkan hasil evaluasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Pangandaran, fase adaptasi kebiasaan baru (AKB) diperpanjang hingga 30 Juni. "Jadi persyaratan wisatawan masih sama dengan awal pembukaan, karena kita juga mengikuti kebijakan Pemprov Jabar. Calon pengunjung yang ke Pangandaran harus dipastikan tak terpapar Covid-19," kata dia.

Ihwal peningkatan kasus Covid-19 sejak destinasi wisata di Pangandaran kembali dibuka, Untung mengatakan, hal itu bukan disebabkan dari wisatawan. Ia menyebut, warga yang terkonfirmasi positif merupakan pemudik yang kembali ke Pangandaran."Jadi bukan karena wisata dibuka kembali," kata dia.

Untuk mengantisipasi penularan di destinasi wisata, Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Pangandaran juga telah melakukan rapid test kepada para pelaku usaha. Dari sekira 200 orang yang dites, seluruhnya tidak ada yang hasilnya reaktif.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran, yang juga Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Pangandaran, Yani Achmad Marzuki mengatakan, semua wisatawan harus tetap membawa surat keterangan kesehatan yang dilampiri oleh hasil rapid test. Apabila wisalatan tidak membawa hasil rapid test, mereka akan disuruh kembali ke daerah asalnya. Rapid test untuk wisatawan yang ingin berkunjung ke Pangandaran bersifat wajib."Tapi kita juga menyiapkan untuk mereka rapid test, tapi harus bayar pribadi," kata dia.

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement