REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Agus Arianto mengatakan harimau sumatera betina bernama Ida yang sejak akhir Maret 2020 berkonflik dengan masyarakat Desa Kapa Seusak dan Desa Jambo Dalem, Kecamatan Trumon Timur, Kabupaten Aceh Selatan, akhirnya kembali ke habitatnya.
Agus menyampaikan harimau sumatera tersebut diselamatkan dalam proses evakuasi pada 15 Juni 2020 yaitu Dusun Ie Dalim, Desa Jambo Dalem, Kecamatan Trumon Timur, Kabupaten Aceh Selatan.
"Proses evakuasi ini dilakukan oleh BKSDA Aceh, WCS-IP, dan FKL berdasarkan hasil analisis tim teknis lapangan serta dokter hewan melalui foto dan video camera trap juga informasi tambahan dari masyarakat yang memperkirakan jika kondisi harimau tersebut mengalami gangguan kesehatan," ujar Agus dalam siaran pers yang diterima Republika di Jakarta, Ahad (21/6).
Agus menambahkan selama masa observasi, Ida menunjukkan kondisi yang sangat baik. Hal ini diperkuat dengan hasil pemeriksaan sampel darah pertama dan kedua di laboratorium. Hasil screening kesehatan tersebut menjadi dasar rekomendasi tim untuk melakukan pelepasliaran harimau sumatera tersebut kembali ke habitatnya di Taman Nasional Gunung Leuser.
Taman Nasional Gunung Leuser dipilih sebagai lokasi pelepasliaran setelah dipastikan sesuai, pascadiadakannya kajian dan survey kelayakan daya dukung habitat yang meliputi kajian populasi, ketersediaan pakan, dan ancaman habitat oleh BKSDA Aceh bersama-sama dengan mitra.
"Kegiatan translokasi harimau sumatera ini kemudian dilakukan oleh tim yang terdiri dari BKSDA Aceh, BBTNGL, WCS-IP, FKL, PKSL-FKH Unsyiah, Kepolisian, serta didukung oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan dan masyarakat," lanjut Agus.
Agus menyebut kegiatan translokasi berjalan lancar dan sesuai dengan tahapan kegiatan yang telah direncanakan, yaitu menempuh perjalanan darat dan dilanjutkan dengan perjalanan menyusuri Sungai Alas sampai ke titik pelepasliaran.
"Selama proses penyelamatan harimau sumatera tersebut sampai dengan translokasi, tim tetap mengedepankan protokol keselamatan dan kesehatan Covid-19 mengingat kegiatan ini dilakukan dalam masa pandemi Covid-19," ucap Agus.
BKSDA Aceh mengucapkan terima kasih kepada Bupati Aceh Selatan, Polres Aceh Selatan, WCS-IP, FKL, PKSL-FKH Unsyiah, Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati, BBTNGL yang mendukung proses kembalinya satwa ini ke habitat alaminya serta semua pihak yang turut mendukung upaya penyelamatan Ida.
BKSDA Aceh juga mengimbau kepada seluruh lapisan masyarakat untuk turut serta menjaga kelestarian habitatnya guna menghindari terjadinya konflik antara manusia dan harimau.