Ahad 21 Jun 2020 17:11 WIB

Ida Si Harimau Sumatera Kembali ke Kawasan Gunung Leuser

Harimau sumatera bernama Ida sejak akhir Maret 2020 berkonflik dengan masyarakat

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Harimau Sumatra (Panthera Tigris Sumatrae) yang berada didalam perangkap milik Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Selatan di Desa Jambo Dalem, Kecamatan Trumon Timur, Aceh Selatan, Aceh, Senin (15/6/2020). Harimau Sumatra berjenis kelamin betina tersebut diperkiran berumur 3-4 tahun dan berhasil dievakuasi setelah masuk perangkap milik BKSDA setempat.
Foto: Antara/Khafadi Syawal
Harimau Sumatra (Panthera Tigris Sumatrae) yang berada didalam perangkap milik Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Selatan di Desa Jambo Dalem, Kecamatan Trumon Timur, Aceh Selatan, Aceh, Senin (15/6/2020). Harimau Sumatra berjenis kelamin betina tersebut diperkiran berumur 3-4 tahun dan berhasil dievakuasi setelah masuk perangkap milik BKSDA setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Agus Arianto mengatakan harimau sumatera betina bernama Ida yang sejak akhir Maret 2020 berkonflik dengan masyarakat Desa Kapa Seusak dan Desa Jambo Dalem, Kecamatan Trumon Timur, Kabupaten Aceh Selatan, akhirnya kembali ke habitatnya.

Agus menyampaikan harimau sumatera tersebut diselamatkan dalam proses evakuasi pada 15 Juni 2020 yaitu Dusun Ie Dalim, Desa Jambo Dalem, Kecamatan Trumon Timur, Kabupaten Aceh Selatan.

Baca Juga

"Proses evakuasi ini dilakukan oleh BKSDA Aceh, WCS-IP, dan FKL berdasarkan hasil analisis tim teknis lapangan serta dokter hewan melalui foto dan video camera trap juga informasi tambahan dari masyarakat yang memperkirakan jika kondisi harimau tersebut mengalami gangguan kesehatan," ujar Agus dalam siaran pers yang diterima Republika di Jakarta, Ahad (21/6).

Agus menambahkan selama masa observasi, Ida menunjukkan kondisi yang sangat baik. Hal ini diperkuat dengan hasil pemeriksaan sampel darah pertama dan kedua di laboratorium. Hasil screening kesehatan tersebut menjadi dasar rekomendasi tim untuk melakukan pelepasliaran harimau sumatera tersebut kembali ke habitatnya di Taman Nasional Gunung Leuser.

Taman Nasional Gunung Leuser dipilih sebagai lokasi pelepasliaran setelah dipastikan sesuai, pascadiadakannya kajian dan survey kelayakan daya dukung habitat yang meliputi kajian populasi, ketersediaan pakan, dan ancaman habitat oleh BKSDA Aceh bersama-sama dengan mitra.

"Kegiatan translokasi harimau sumatera ini kemudian dilakukan oleh tim yang terdiri dari BKSDA Aceh, BBTNGL, WCS-IP, FKL, PKSL-FKH Unsyiah, Kepolisian, serta didukung oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan dan masyarakat," lanjut Agus.

Agus menyebut kegiatan translokasi berjalan lancar dan sesuai dengan tahapan kegiatan yang telah direncanakan, yaitu menempuh perjalanan darat dan dilanjutkan dengan perjalanan menyusuri Sungai Alas sampai ke titik pelepasliaran.

"Selama proses penyelamatan harimau sumatera tersebut sampai dengan translokasi, tim tetap mengedepankan protokol keselamatan dan kesehatan Covid-19 mengingat kegiatan ini dilakukan dalam masa pandemi Covid-19," ucap Agus.

BKSDA Aceh mengucapkan terima kasih kepada Bupati Aceh Selatan, Polres Aceh Selatan, WCS-IP, FKL, PKSL-FKH Unsyiah, Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati, BBTNGL yang mendukung proses kembalinya satwa ini ke habitat alaminya serta semua pihak yang turut mendukung upaya penyelamatan Ida.

BKSDA Aceh juga mengimbau kepada seluruh lapisan masyarakat untuk turut serta menjaga kelestarian habitatnya guna menghindari terjadinya konflik antara manusia dan harimau.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement