Senin 06 Jul 2020 13:01 WIB

KKP Terapkan Tatanan Normal Baru Ekowisata di TWP Pulau Pieh

Uji coba ekowisata TWP Pulau Pieh ini sebagai tahap awal kesiapan pengelolaan kawasan

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Hiru Muhammad
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Loka Kawasan Konservasi Perairan Nasional (LKKPN) Pekanbaru melaksanakan uji coba penerapan protokol new normal ekowisata di Taman Wisata Perairan Pulau Pieh, Provinsi Sumatera Barat, pada Ahad (28/6).
Foto: KKP
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Loka Kawasan Konservasi Perairan Nasional (LKKPN) Pekanbaru melaksanakan uji coba penerapan protokol new normal ekowisata di Taman Wisata Perairan Pulau Pieh, Provinsi Sumatera Barat, pada Ahad (28/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Loka Kawasan Konservasi Perairan Nasional (LKKPN) Pekanbaru selaku pengelola kawasan melaksanakan uji coba penerapan protokol new normal ekowisata di Taman Wisata Perairan Pulau Pieh, Provinsi Sumatera Barat, pada Ahad (28/6). Uji coba yang dikemas dalam bentuk one-day trip.

Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Dirjen PRL) Aryo Hanggono menekankan pentingnya melakukan uji coba penerapan protokol new normal ekowisata di TWP Pulau Pieh sebelum dibuka kembali untuk publik.

"Pelaksanaan uji coba ekowisata TWP Pulau Pieh ini sebagai tahap awal untuk melihat sejauh mana kesiapan pengelola kawasan, pemerintah daerah dan para penggiat wisata dalam mengimplementasikan protokol new normal ekowisata di dalam kawasan," ujar Aryo di Jakarta, Senin (6/7).

Kepala LKKPN Pekanbaru Fajar Kurniawan menjelaskan pelaksanaan uji coba protokol new normal di TWP Pulau Pieh dimulai dari titik keberangkatan di dermaga Muaro Padang. Sebelum keberangkatan, para peserta dan operator wisata telah dihimbau untuk dapat memenuhi beberapa pesyaratan yang telah ditentukan.

"Peserta dan operator wisata harus membawa surat keterangan sehat, kartu identitas yang sah, formulir self assesment resiko Covid-19 yang telah diisi, karcis masuk kawasan konservasi (operator wisata), masker cadangan, dan perlengkapan pribadi," ucap Fajar.

Fajar menambahkan sesuai protokol new normal ekowisata TWP Pulau Pieh, para peserta yang telah melakukan registrasi akan diukur suhu tubuhnya oleh petugas. Bagi peserta yang memenuhi kategori sehat, selanjutnya diberikan masker, face shield dan tiket masuk kawasan.

"Selain itu juga diterapkan pembatasan jumlah penumpang yang diperbolehkan, yakni 50 persen dari daya muat armada. Untuk menjaga jarak antar peserta, pengaturan tempat duduk diatur dengan memberi tanda silang," kata Fajar.

Fajar menerangkan saat uji coba peserta diajak berkunjung ke perairan sekitar Pulau Pieh dan Pulau Pandan. Lokasi yang dikunjungi merupakan jalur perlintasan lumba-lumba. Ketika melintas di perairan timur laut Pulau Pieh, kapal disambut gerombolan spinner dolphin. Selama 15-20 menit, mata peserta dimanjakan dengan atraksi lumba-lumba jenis Stenella longirostris yang diperkirakan jumlahnya ada sekitar 150 sampai 200 ekor.

Selain dimanjakan dengan atraksi dolphin watching, para peserta juga diajak menikmati atraksi wisata lainnya, yakni turtle watching di Pulau Pandan. Setiba di Pulau Pandan, peserta disambut daratan pulau yang masih relatif asri dengan hamparan pasir putihnya."Setelah menginjakkan kaki di pulau tersebut, peserta diajak melihat demplot penetasan penyu. Di tempat ini dapat dijumpai penyu hijau dan penyu sisik," lanjut Fajar.

Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit  menyampaikan apresiasinya atas pengelolaan yang sudah dilakukan KKP di Pulau Pandan karena telah menjadikan pulau ini sebagai salah satu destinasi wisata yang ada di Sumatera Barat. Tak lupa juga terselip pantun tentang pulau ini."Pulau Pandan jauh di tengah. Dibalik pulau si angsa dua. Hancur badan di kandung tanah. Budi baik dikenang jua," kata Nasrul.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement