REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Usaha kerajinan dompet di Kabupaten Lebak, Banten, mulai bangkit. Pasalnya, permintaan pasar meningkat sehingga dapat menyerap tenaga kerja lokal.
"Kami merasa mulai kewalahan melayani permintan pasar," kata Rahmat, seorang perajin dompet di Desa Giri Mukti Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak, Selasa (7/7).
Meningkatnya permintaan pasar tersebut tentu dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat. Selama ini, kata dia, diwilayahnya itu merupakan sentra kerajinan dompet dan produksinya dipasok ke Pasar Senin dan Mangga Dua Jakarta. Saat ini, dirinya kembali memperkerjakan tenaga kerja lokal sebanyak 30 orang dari sebelumnya dirumahkan akibat dampak COVID-19 itu.
"Kami memasok produksi dompet ke Jakarta kembali normal hingga 200 lusin/pekan dengan nilai Rp 140 juta dengan harga Rp 700 ribu/lusin," katanya menjelaskan.
Begitu juga perajin lainnya, Yahya (55) mengaku saat ini permintaan pasar mulai kembali bangkit dibandingkan tiga bulan lalu tampak sepi akibat dampak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) COVID-19 di Jakarta. Namun, saat ini diberlakukan era normal baru, sehingga perajin dompet dapat melayani permintaan pasar.
"Kami sudah dua pekan ini memasok produksi dompet ke Pasar Senin sebanyak 150 lusin," katanya menjelaskan.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak, Dedi Rahmat, mengatakan, saat ini pelaku usaha kerajinan dompet berkembang dan memberikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat setempat. Penyerapan tenaga kerja dari pelaku industri kecil dan menengah (IKM) sekitar 35.000 orang dengan jumlah 14.600 unit usaha di antaranya kerajinan dompet itu.
"Kami mendorong pelaku IKM terus meningkatkan mutu dan kualitas,sehingga bisa bersaing pasar," katanya.