REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mimar Sinan bisa dibilang adalah seorang arsitek Muslim terbesar dan paling berpengaruh sepanjang masa. Dia meninggal persis 432 tahun yang lalu pada 17 Juli 1588. Dilahirkan di Anatolia pada tahun 1489, ia hidup selama puncak Kesultanan Utsmaniyah. Dan selama masa hidupnya, ikon kota Istanbul berubah selamanya.
Sinan adalah putra dari orang tua Kristen Yunani atau Armenia. Pada awalnya dia mengikuti usaha ayahnya sebagai tukang batu dan tukang kayu. Tetapi pada 1512 ia direkrut menjadi korps Janissary dan masuk Islam, serta memulai dinas seumur hidup di rumah kerajaan Ottoman dan kepada Sultan Suleyman pada khususnya.
Setelah mengikuti pendidikan di sekolah dan pelatihan yang ketat, Sinan menjadi perwira konstruksi di pasukan Ottoman, yang akhirnya naik menjadi kepala artileri. Selama berada di militer ia melakukan perjalanan ke seluruh kekaisaran, seperti Baghdad, Damaskus, Persia dan Mesir.
Ketika pasukan Ottoman melintasi Eropa, Afrika dan Persia, Sinan pergi bersama mereka, mengatur korps teknik untuk militer, dan membangun masjid dan bangunan sipil lainnya di kota-kota baru Ottoman. "Saya melihat monumen, sisa-sisa kuno yang agung. Dari setiap reruntuhan yang saya pelajari, dari setiap bangunan, saya menyerap sesuatu," katanya. Pada tahun 1538, bakatnya tidak bisa lagi diabaikan dan dia diberi posisi sebagai kepala arsitek pemerintahan Sultan di Istanbul.
Hagia Sophia
Sinan pertama kali mengungkapkan bakatnya sebagai arsitek di tahun 1530-an dengan merancang dan membangun jembatan dan benteng militer. Jumlah proyek yang dia lakukan sangat besar yakni 79 masjid, 34 istana, 33 pemandian umum, 19 makam, 55 sekolah, 16 rumah miskin, 7 madrasah dan 12 karavan, ditambah lagi dengan lumbung, air mancur, saluran air, dan rumah sakit.
Gaya arsitektur Sinan dipengaruhi permata abadi dari arsitektur Istanbul, bekas gereja Kristen Hagia Sophia. Arsitek di masa Ottoman menggunakan kubah raksasa Hagia Sophia sebagai template untuk mendesain masjid. Maka, masjid Ottoman pun didasarkan pada premis memiliki satu kubah pusat raksasa di atas aula utama yang ditopang oleh banyak semi-kubah di sisinya.
Masjid Süleymaniye
Meski sudah banyak upaya untuk melampaui arsitektur Hagia Sophia terkait ukuran dan keindahannya, tidak ada arsitek yang mampu mencapai prestasi seperti itu. Maka Mimar Sinan menjadikannya tujuan untuk membangun sebuah monumen bagi Islam yang lebih megah dari Hagia Sophia.
Saat ia memulai karirnya, ia membangun masjid-masjid kecil di seberang kekaisaran. Dia membangun Masjid Khusruwiyah di Aleppo Syria pada 1547, dan dia merenovasi masjid Imam Abu Hanifah di Baghdad serta masjid Jalal al-Din al-Rumi di Konya. Semua proyek ini memberi Sinan pengalaman yang baik dalam arsitektur dan teknik.
Dua karya Mimar Sinan yang paling terkenal adalah Masjid Süleymaniye di Istanbul dan Masjid Selimiye di Edirne. Masjid Süleymaniye dibangun pada tahun 1550–57 dan dianggap oleh banyak sarjana sebagai karya terbaiknya. Itu didasarkan pada desain Hagia Sophia dan memiliki kubah pusat besar yang ditembus oleh 32 lubang, sehingga memberi kubah efek cahaya sementara dan juga banyak menerangi interior masjid. Ini adalah salah satu masjid terbesar yang pernah dibangun di Kekaisaran Ottoman.
Selain tempat ibadah, juga berisi kompleks sosial yang luas yang terdiri dari empat madrasah, sebuah rumah sakit besar dan sekolah kedokteran, ruang makan dapur, dan kamar mandi, toko, dan istal. Mendominasi Bosporus dan Tanduk Emas, siluet pada Masjid Suleymaniye dengan menara ramping dan kubah yang tinggi adalah salah satu ciri khas Istanbul.
Namun, Sinan sendiri menganggap Masjid Selimiye di Edirne, yang dibangun pada tahun 1569-75, sebagai karya besarnya. Masjid ini adalah puncak dari rencananya yang berbentuk kubah terpusat, kubah pusat yang besar menjulang di atas delapan dermaga besar, yang di antaranya merupakan arkade tersembunyi yang mengesankan. Kubah dibingkai oleh empat menara paling tinggi di Turki.
Sinan meninggal pada 1588 saat berusia 98, dan dimakamkan di sebuah makam sederhana yang ia rancang untuk dirinya sendiri di bagian belakang kebunnya dekat Masjid Suleymaniye di Istanbul. Selama hidupnya, ia membangun beberapa monumen terbesar yang pernah ada pada masa Kerajaan Ottoman. Dampaknya terhadap dunia Muslim tidak hanya terbatas pada masjid-masjid raksasa yang ia bangun.
Dia membangun lebih dari 90 masjid besar di seluruh kekaisaran, 50 masjid kecil, 57 perguruan tinggi, 8 jembatan, dan banyak bangunan publik lainnya di seluruh wilayah Ottoman.
Muridnya kemudian melanjutkan jejaknya dengan membangun landmark utama lainnya di seluruh dunia, termasuk Masjid Sultanahmet (Masjid Biru) di Istanbul dan Taj Mahal di Agra, India. Sinan dianggap sebagai arsitek Muslim terbesar sepanjang masa, dan karya-karyanya adalah beberapa simbol Islam terbesar saat ini, 432 tahun setelah wafat.
Sumber:
https://5pillarsuk.com/2020/07/08/mimar-sinan-islams-greatest-architect/