Ahad 12 Jul 2020 13:03 WIB

Pemkot Bandung Kaji Dua Opsi PSBM di Sekitar Secapa AD

Wilayah yang akan dilakukan PSBM harus terkontrol termasuk orang yang datang-keluar

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Gita Amanda
Lebih dari 1.200 siswa Secapa AD di Bandung, Jabar, terdeteksi positif Covid-19. Masyarakat di sekitar kawasan Secapa AD akan menjadi tes cepat sebagai upaya deteksi penyebaran Covid-19.
Foto: Republika/Edi Yusuf
Lebih dari 1.200 siswa Secapa AD di Bandung, Jabar, terdeteksi positif Covid-19. Masyarakat di sekitar kawasan Secapa AD akan menjadi tes cepat sebagai upaya deteksi penyebaran Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung sedang mengkaji dua opsi penerapan Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM) di lingkungan masyarakat sekitar Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa) AD. Diketahui, 1.280 siswa Secapa AD terkonfirmasi positif Covid-19 usai dilakukan uji swab.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna mengaku sudah bertemu dengan Camat Cidadap, perwakilan kepolisian dan Koramil. Namun, ia mengungkapkan belum mendapatkan gambaran maksimal tentang rencana PSBM.

Baca Juga

"Ada dua pilihan, apakah mau blokir seluruh wilayah kecamatan atau ngambil radius dari titik klaster Secapa AD ternyata ada 8 RW saling berdekatan dengan titik klaster Secapa AD," ujarnya, Ahad (12/7).

Menurutnya, 8 RW yang berada di tiga kelurahan Ledeng, Hegarmanah dan Cimbeuluit di Kecamatan Cidadap berdekatan langsung dengan lokasi Secapa AD. Ia pun menyarankan agar Camat Cidadap berembug dengan unsur pimpinan di kecamatan memastikan pilihan yang akan diambil.

"Pilihan mana yang akan diambil keseluruhan atau mengambil dari radius titik klaster Secapa AD. Kalau itu ditentukan berapa posko yang disiapkan dan tindakan yang akan dilakukan," katanya.

Ema mengatakan wilayah yang akan dilakukan PSBM harus terkontrol termasuk orang yang datang dan keluar wilayah harus tercatat dan memiliki kepentingan apa di wilayah tersebut.  Namun, ia menyarankan warga di sekitar Secapa AD tidak beraktivitas jika tidak memiliki kepentingan.

Menurutnya, keperluan pangan dan sarana peralatan yang dibutuhkan masyarakat bisa diajukan kepada Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Bandung untuk segera dibantu. Ia pun meminta agar kepastian PSBM segera disampaikan kepada Pemkot Bandung.

"Ini kedaruratan, ini masalah kesehatan dampaknya masalah nyawa. Saya harapkan secepatnya kalau ada kesepakatan, ajukan dan perwal keluar lusa (PSBM) bisa diberlakukan," ungkapnya.

Menurutnya, PSBM akan membatasi mobilitas masyarakat sehingga pelacakan terhadap warga yang melakukan kontak erat akan lebih maksimal. Ia pun mengungkapkan sudah banyak masyarakat yang akan di rapid test dan ditindaklanjuti uji usap jika terbukti reaktif.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement