Jumat 17 Jul 2020 04:44 WIB

Peluncuran Bersejarah ke Mars Uni Emirat Arab Ditunda Lagi

Lantaran cuaca, peluncuran dijadwalkan ulang antara 20 hingga 22 Juli waktu Jepang.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Mars
Foto: NASA
Mars

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peluncuran misi bersejarah Uni Emirat Arab (UEA) ke Mars kembali ditunda. Hari ini, Jumat (17/7) negara itu dijadwalkan akan meluncurkan misi antarplanet pertamanya yakni pengorbit Planet Merah yang dijuluki Hope.

Dilaporkan Space.com, peluncuran tidak bisa dilakukan karena cuaca tidak mendukung di situs peluncuran Tanegashima Space Center Jepang. Sebelumnya, UEA pada Selasa (14/7) telah dijadwalkan untuk meluncurkan Pengorbit Hope Mars dengan  roket H-IIA Mitsubishi Heavy Industries untuk memulai perjalanannya ke Planet Merah.

Baca Juga

Menurut pernyataan lain dari akun Twitter Hope Mars Mission, roket H-IIA membutuhkan angin dengan kecepatan di bawah 21 meter per detik. Peluncuran juga harus dilakukan saat curah hujan sangat sedikit, tanpa awan kumulonimbus, atau kilat di sepanjang jalur penerbangan. Cuaca yang lebih dramatis dapat mengirim roket keluar jalur atau menjadikannya sasaran untuk sambaran petir.

Badan Antariksa UEA sekarang menargetkan peluncuran antara 19 Juli dan 21 Juli. Artinya, peluncuran akan terjadi antara 20 Juli dan 22 Juli waktu Jepang.

Dilansir Al Ahram, misi UEA ke Mars menjadi langkah pertama UEA dalam Emirates Mars Mission (EMM) yang diarahkan untuk meneliti kelayakhunian Planet Merah bagi manusia pada 2117. Pemerintah UEA saat ini juga dilaporkan sedang mempertimbangkan keterlibatan dalam misi Bulan.

Proyek Hope diluncurkan pada tahun 2014 untuk menandai ulang tahun Emas pendirian UEA dari delapan emirat pada 1971. Negara Teluk Arab itu mulai memperoleh teknologi ruang angkasa lebih dari satu dekade yang lalu, ketika satelit pertamanya diluncurkan ke orbit Bumi, setelah dibuat oleh Korea Selatan (Korsel) pada 2009.

Sejak itu, sekelompok kecil ilmuwan UEA mulai bekerja, mengambil manfaat dari kerja sama dengan Korsel, Amerika Serikat (AS), dan beberapa negara lainnya, hingga satelit pertama yang sepenuhnya dibangun, bernama Khalifa Sat dan diluncurkan pada 2018.  Tahun lalu, astronot Arab pertama yang melakukan perjalanan ke Stasiun Luar Angkasa Internasional adalah Emirati Hazza Al-Mansouri.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement