Jumat 17 Jul 2020 11:17 WIB

Menteri Erick dan Retno Sepakat Dorong BUMN Go Global

Kementerian berupaya memasarkan produk BUMN yang saat ini sudah diakui banyak negara.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Nidia Zuraya
Sejumlah tamu berfoto bersama di depan logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7/2020). Kementerian BUMN meluncurkan logo baru pada Rabu (1/7) yang menjadi simbolisasi dari visi dan misi kementerian maupun seluruh BUMN dalam menatap era kekinian yang penuh tantangan sekaligus kesempatan.
Foto: ANTARA/Aprillio Akbar
Sejumlah tamu berfoto bersama di depan logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7/2020). Kementerian BUMN meluncurkan logo baru pada Rabu (1/7) yang menjadi simbolisasi dari visi dan misi kementerian maupun seluruh BUMN dalam menatap era kekinian yang penuh tantangan sekaligus kesempatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Bahan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menandatangani nota kesepahaman kerja sama diplomasi ekonomi untuk mendukung BUMN Go Global dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Kantor Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Jakarta, Jumat (17/7).

Erick menilai memang sudah seyogyanya Kementerian BUMN dan Kemenlu bersinergi dalam mendorong kemajuan BUMN di kancah global. Menurut Erick, sinergi ini tidak hanya dengan Kemenlu, melainkan perlu dukungan dari kementerian dan lembaga lain.

Baca Juga

"Sesuai dengan arahan presiden bagaimana Indonesia ke depan secara diplomatik tisak hanya fokus di politik, tapi juga bagaimana kita terus mengembangkan footprint daripada dunia usaha kita," ujar Erick.

Erick mengapresiasi dukungan Menlu Retno agar BUMN bisa go global. Erick menyebut, Kementerian BUMN berupaya memasarkan produk-produk BUMN yang pada saat ini sudah diakui di banyak negara seperti hasil dari vaksin produksi biofarma atau produk dari industri pertahanan yang sudah mendapat pengakuan dari negara-negara di Asia Tenggara.

"Tapi tidak cukup juga bahwa BUMN go global, kita juga ingin berpartisipasi memperbaiki supply chain di Indonesia," ucap Erick.

Kata Erick, Indonesia selama ini hanya menjadi pasar. Erick tak ingin status ini terus menerus terjadi pada Indonesia. Erick mendorong BUMN untuk mampu berkompetisi di kancah global guna memperbaiki supply chain Indonesia ke depan.

"Ini yang kita harapkan dengan kita mengakuisisi beberapa perusahaan yang ada di luar negeri, tujuannya simpel yaitu memperbaiki supply chain kita, bukan suatu program yang istilahnya gaya-gayaan, tapi benar-benar harus bisa memperbaiki ekosistem dari bangsa kita," lanjut Erick.

Erick mengatakan Indonesia memiliki dua keunggulan. Pertama, mengenai pasar yang besar dan kedua, sumber daya alam yang kaya.

Namun, di dua pihak lain seperti logistik dan teknologi, Indonesia masih kekurangan. Erick menilai hal-hal seperti yang harus diperbaiki.

"Dalam waktu dekat saya dengan ibu Menlu ingin segera merealisasi hal-hal yang kita sepakati. InsyaAllah manfaatnya untuk kita semua dan sudah saatnya Indonesia setara, bahkan lebih besar dari negara lain," tutur Erick.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement