Senin 20 Jul 2020 11:52 WIB

Tips Sukses Kuliah Kedokteran di Tiongkok

Cara kuliah kedaokteran di Tiongkon yang aman

Dubes RI untuk Cina Djauhari Oratmangun bersama mahasiswa Indonesia yang tergabung dalam PPI Tiongkok.
Foto: PPI Tiongkok
Dubes RI untuk Cina Djauhari Oratmangun bersama mahasiswa Indonesia yang tergabung dalam PPI Tiongkok.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Laila Fakhriyatus Zakiyah, *Mahasiswi Clinical Medicine, Hubei Polytechnic University, Tiongkok.

Banyak sekali kasus penipuan kuliah di Tiongkok yang dilakukan oleh agen pendidikan nakal.

Kurangnya informasi mengenai sepak terjang aksi agen nakal ini membuat semakin tahun semakin banyak siswa-siswi kelas akhir SMA/sederajat menjadi korban. Lumrahnya, mereka baru sadar tertipu ketika mereka sudah membayar dan menjalani kehidupan kuliah di Tiongkok.

Karena itu, banyak korban yang tertipu akhirnya tidak bisa keluar dari arus tipuan agen tersebut sebab banyak pertimbangan dari segi finansial dan waktu. Kasus penipuan beasiswa agen nakal ini banyak sekali ditemui dalam kasus kuliah jurusan kedokteran.

Agen pendidikan nakal melakukan promosi online maupun mendatangi sekolah-sekolah untuk mensosialisasikan tawarannya. Banyak yang tertarik dengan tawaran ini karena prosesnya sangat mudah dan murah. Calon korban pada umumnya hanya perlu mendaftar, membayar sejumlah uang, kemudian berangkat ke Tiongkok.

Agen pendidikan nakal beraksi dengan melakukan penipuan marketing. Lumrahnya, promosi yang ditawarkan tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan. Misal, untuk menyebut di antaranya: kegiatan belajar mengajar kedokterannya dikatakan menggunakan pengantar bahasa Inggris, dan program kedokterannya itu telah diakui oleh WHO (World Health Organization).

Banyak kasus yang terjadi, agen pendidikan nakal menempatkan calon mahasiswa yang sebelumnya dijanjikan dalam promosinya akan kuliah kedokteran pengantar bahasa Inggris akhirnya ditempatkan pada jurusan kedokteran pengantar bahasa Mandarin atau malah TCM (Traditional Chinese Medicine) pengantar bahasa Mandarin.

Dalam kasus lain bahkan calon mahasiswa yang dijanjikan jurusan kedokteran dan telah membayar dengan harga tidak kecil (Rp44.000.000) tersebut dialihkan kepada jurusan bahasa Mandarin. Agen mengiming-imingi bahwa mereka harus belajar bahasa Mandarin di Tiongkok di tahun pertama. Setelah mereka melengkapi studi 1 tahun bahasa Mandarin, ternyata mereka tidak bisa mendaftar di jurusan kedokteran karena dari awal mereka hanya terdaftar sebagai mahasiswa program bahasa Mandarin, bukan kedokteran di kampus tersebut.

Untuk mempercantik tawarannya, agen pendidikan nakal biasanya menyebutkan bahwa proses penyetaraan untuk menjadi seorang dokter di Indonesia sangat mudah dan hanya butuh waktu yang singkat. Hal ini bertolak belakang dengan fakta di lapangan. Setelah menempuh waktu belajar 6 tahun di Tiongkok, mahasiswa lulusan kedokteran luar negeri harus menjalani program adaptasi di Indonesia untuk dapat mendapatkan gelar dokter yang diakui.

Singkatnya, setelah lulus harus mengurus berkas penyetaraan di beberapa lembaga terkait, di antaranya surat keterangan sekolah kepada KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) Beijing, DIKTI (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi) kurang lebih 30 hari, KKI (Konsil Kedokteran Indonesia) kurang lebih 14-30 hari, MKKI (Majelis Kolegium Kedokteran  Indonesia) kurang lebih 14-30 hari, KDI (Kolegium Dokter Indonesia) kurang lebih 14-30 hari, placement test (biasa diadakan di bulan Juli dan Desember), dan Co-Ass (Co-Assistant) di rumah sakit kampus tujuan di Indonesia selama kurang lebih 1,5 – 2 tahun. Jika diakumulasi, waktu yang dibutuhkan adalah 2-3 tahun!

Sebenarnya, pendaftaran kuliah jurusan kedokteran di Tiongkok bisa dilakukan secara mandiri melalui website resmi universitas, tetapi jika memiliki kesulitan dan harus menggunakan jasa agen pendidikan, maka harus memperhatikan beberapa aspek sebagai berikut:

1.  Kampus yang ditawarkan

Perhatikan kualitas kampus dengan melihat QS World Ranking  universitas yang ditawarkan serta silabus dan kurikulum yang dimiliki kampus tersebut.

2.  Bertanya kepada mahasiswa Indonesia di Tiongkok

Setelah memastikan kualitas dan lingkungan kampus yang dituju, lalu screening kedua adalah bertanya kepada mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh pendidikan dokter di kampus tujuan perihal pembelajaran di dalam kelas. Akan lebih baik jika  mengonfirmasi hal ini kepada PERLUNI (Perhimpunan Kedokteran Luar Negeri Indonesia) Tiongkok.

3. Pastikan jurusan kedokteran di kampus tersebut terdaftar dalam list MoE (Ministry of Education) Tiongkok

Hal ini sangat krusial, mengingat banyak sekali agen pendidikan “nakal” yang mengirimkan mahasiswa Indonesia ke Tiongkok di kampus yang tidak terdaftar dalam list kampus jurusan kedokteran pengantar bahasa Inggris, di mana dalam hal ini akan memengaruhi kualitas belajar mengajar yang disediakan oleh kampus.

4.    Agen pendidikan

Pelajari track record agen dan mencari informasi dengan bertanya langsung kepada alumni yang pernah menggunakan jasa agen tersebut.

5.    Hati-hati website agen

Mencari informasi melalui website resmi universitas yang dituju dan/atau website terpercaya lainnya. Karena banyak sekali website yang dibuat oleh agen untuk mengelabuhi atau membenarkan informasi yang tidak valid (dalam hal ini membenarkan penawaran agen nakal). Ada juga beberapa website tidak resmi yang membenarkan informasi yang tidak valid tentang kuliah kedokteran di Tiongkok.

6.    Konsultasi kepada alumni kedokteran Tiongkok

Menanyakan dan konsultasi kepada alumni kedokteran Tiongkok tentang jurusan dan kampus yang akan dipilih di Tiongkok adalah hal yang sangat penting dan merupakan keharusan agar tidak tertipu oleh agen pendidikan nakal. Hal ini juga untuk menghindari informasi yang tidak valid yang tersebar di beberapa situs web tidak resmi.

                       

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement