Selasa 01 Sep 2020 14:49 WIB

AstraZeneca Mulai Uji Coba Tahap Akhir Calon Vaksin Covid-19

Uji coba tahap akhir kandidat vaksin AstraZeneca melibatkan 30 ribu partisipan.

Perusahaan farmasi asal Inggris, AstraZeneca, menyebut uji coba tahap akhir kandidat vaksin Covid-19 akan melibatkan 30 ribu relawan yang nantinya menerima dua dosis vaksin eksperimentalnya atau plasebo sebanyak dua dosis dengan jarak penyuntikan empat pekan.
Foto: pharmafile.com
Perusahaan farmasi asal Inggris, AstraZeneca, menyebut uji coba tahap akhir kandidat vaksin Covid-19 akan melibatkan 30 ribu relawan yang nantinya menerima dua dosis vaksin eksperimentalnya atau plasebo sebanyak dua dosis dengan jarak penyuntikan empat pekan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan farmasi AstraZeneca pada Senin mengatakan, pihaknya mulai mendaftarkan orang dewasa dalam uji coba calon vaksin Covid-19 tahap akhir yang didanai oleh Amerika Serikat. Sebanyak 30 ribu partisipan terlibat.

Partisipan nantinya akan menerima dua dosis vaksin eksperimental AZD1222 dengan jarak empat pekan atau plasebo, menurut perusahaan. Uji coba akan dilakukan di bawah program Operation Warp Speed pemerintah AS, yang bertujuan mempercepat pengembangan, produksi serta distribusi vaksin dan obat Covid-19.

Baca Juga

Presiden AS Donald Trump mengatakan vaksin Covid-19 dapat tersedia sebelum pemilu presiden 3 November mendatang, jauh lebih cepat dari yang diprediksi oleh para pakar. AstraZeneca, yang mengembangkan vaksin buatannya bersama peneliti Oxford University dan Pfizer Inc yang bermitra dengan BioNTech SE menyatakan bahwa mereka dapat memperoleh data pada Oktober guna mendukung otorisasi penggunaan darurat atau persetujuan AS atas vaksin mereka masing-masing.

AZD1222 telah dilakukan uji klinis tahap akhir di Berlin, Brasil, dan Afrika Selatan, dengan rencana uji klinis susulan di Jepang dan Rusia. Uji coba, bersama dengan riset Tahap III AS, bertujuan merekrut hingga 50 ribu partisipan secara global.

Uji klinis tersebut akan mengevaluasi apakah vaksin itu mampu mencegah infeksi Covid-19 atau mencegah penyakit menjadi parah, demikian Institut Kesehatan Nasional melalui pernyataan. Pengujian itu juga akan melihat apakah vaksin tersebut mampu mengurangi insiden kunjungan gawat darurat akibat Covid-19.

sumber : Antara, Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement