REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG -- Pemerintah Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, membentuk satuan tugas (satgas) bencana kekeringan menghadapi musim kemarau 2020. Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung Djoko Prasetyono mengatakan, satgas ini nantinya akan bertanggungjawab terhadap dua kegiatan yang biasa terjadi pada musim kemarau. "Distribusi air bersih di daerah kekeringan dan antisipasi kebakaran hutan, itu tanggungjawabnya," katanya di Temanggung, Rabu (2/9).
Ia menyampaikan di wilayah Kabupaten Temanggung terdapat Gunung Sindoro, Sumbing dan Prau sehingga pengawasan selama musim kemarau terhadap hutan di gunung tersebut harus dilakukan. Ia mengatakan satgas nantinya berasal dari berbagai stakeholder yang ada di Kabupaten Temanggung dan pihaknya akan segera melakukan konsolidasi.
Menurut dia pihaknya saat ini juga sedang melakukan inventarisasi dan penerbitan Peraturan Bupati (Perbup) tentang Kedaruratan Bencana Kekeringan. Djoko mengatakan sesuai prakiraan BMKG musim kemarau tahun ini akan berlangsung hingga November 2020 dan di beberapa wilayah kemungkinan akan terjadi kekeringan. Oleh karena itu, BPBD sudah melakukan pemetakan wilayah kekeringan dan persiapan distribusi air bersih.
Berdasarkan pengalaman tahun lalu, terdapat 55 desa di 11 kecamatan di Kabupaten Temanggung mengalami kekeringan dan membutuhkan bantuan air bersih. Berdasarkan data tersebut maka tahun ini pihaknya memetakan sejumlah daerah itu sebagai daerah rawan bencana kekeringan.
Ia mengatakan menghadapi kekeringan dan kekurangan air bersih ini pihaknya sudah menyiapkan tiga mobil tangki untuk mendistribusikan air bersih. Tiga mobil tersebut dua mobil tangki milik BPBD dan satu tangki milik Dinas Sosial Kabupaten Temanggung. Ia mengimbau masyarakat yang sudah mengalami kekeringan atau kesulitan mendapatkan air bersih, untuk segera mengajukan permohonan bantuan air bersih melalui desa.