REPUBLIKA.CO.ID, PADANG- Pengamat politik dari Universitas Andalas Israr Iskandar mengatakan suara PDIP yang rendah pada Pemilu Legislatif 2019 lalu bukanlah suatu hal yang mengherankan. Menurutnya, sejak dulu Sumbar memang tidak pernah menjadi basis suara dari PDIP.
Bahkan sejak di dekade 50-an saat Soekarno masih mengandalkan PNI sebagai kendaraan politik, juga tidak mampu meraih suara cukup signifikan di Sumbar. Contohnya pada Pemilu 1955, PNI hanya meraup 1 persen suara.
"Kalau dikaitkan dengan sejarah, Sumbar memang bukan basis suara PDIP. Bahkan sejak masih PNI di zaman Presiden Soekarno, di Pemilu tahun 1955, mereka hanya dapat 1 persen," kata Israr, kepada Republika, Kamis (3/9).
Pada Pemilu 2019 lalu, PDIP tidak berhasil meloloskan satupun caleg DPR RI dari Sumbar. Pada Pemilu 2014, PDIP pun hanya berhasil meloloskan dua anggota DPR RI dari Sumbar.