Senin 14 Sep 2020 08:52 WIB

Ummu Imarah, Tameng Rasulullah dalam Perang

Peperangan bukan perkara asing bagi Rasulullah dan sahabat.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Ummu Imarah, Tameng Rasulullah dalam Perang. Foto: Peziarah mengunjungi Bukit Rumat di Kompleks Syuhada Uhud, Madinah, Senin (10/9). Di bukit itu bertempat para pemanah Madinah yang meninggalkan posisi saat sedang unggul dalam Perang Uhud.
Foto: Republika/Fitriyan Zamzami
Ummu Imarah, Tameng Rasulullah dalam Perang. Foto: Peziarah mengunjungi Bukit Rumat di Kompleks Syuhada Uhud, Madinah, Senin (10/9). Di bukit itu bertempat para pemanah Madinah yang meninggalkan posisi saat sedang unggul dalam Perang Uhud.

REPUBLIKA.CO.ID, ‎JAKARTA--Peperangan bukan perkara asing bagi Rasulullah dan para sahabat di kalangan laki-laki maupun perempuan. Bahkan Rasulullah tidak pernah absen ikut perang bersama para sahabatnya untuk memukul mundur musuh-musuh Allah yang ingin meruntuhkan ajaran Islam.

‎Perang yang terjadi di jaman Rasulullah SAW terbagi dua yakni perang gazwah dan sariyyah. Gazwah adalah perang yang dipimpin oleh Rasulullah langsung sementara sariyyah perang yang dipimpin oleh sahabat atas penunjukan Rasulullah SAW.

Baca Juga

‎Sesuai masa dan tujuannya perang juga memiliki nama, ada beberapa nama perang yang dipimpin Rasulullah, yaitu  di antaranya perang Uhud, Khandaq, Khaibar, Mu'tah, Penaklukan Kota Mekkah/al-Makkah, Hunain, Ta'if, Tabuk, dan Widan.

Dari beberapa perang itu Rasulullah selalu mendapatkan pendampingan dari para sahabatnya untuk melindungi agar anak panah atau senjata yang digunakan untuk perang menembus dada Rasulullah tak mengenainya. Sahabat yang melindungi Rasulullah ketika perang bukan hanya sahabat dari kaum laki-laki, kaum wanita juga rela menaruhkan nyawanya demi melindungi Rasulullah dari bahaya peperangan meski Rasulullah telah mendapatkan jaminan dari Allah tidak akan pupus di medan perang.