Jumat 18 Sep 2020 23:12 WIB

Kasus Positif Covid-19 di Lebak Bertambah Enam Orang

Penindakan denda itu agar memberikan efek jera sehingga warga menggunakan masker.

Kasus Positif Covid-19 di Lebak Bertambah Enam Orang  (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Kasus Positif Covid-19 di Lebak Bertambah Enam Orang (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,LEBAK -- Kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Kabupaten Lebak, Banten, bertambah enam orang sehingga total menjadi 131 orang dari sebelumnya 125 orang.

"Kami kini mengoptimalkan pemeriksaan tes usap untuk menemukan kasus melalui pelacakan sehingga dapat mengantisipasi penyebaran corona," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Lebak dr Firman Rahmatullah di Lebak, Jumat (18/9).

Sebagian besar kasus penambahan pasien COVID-19 di Kabupaten Lebak dari hasil pemeriksaan tes usap yang dilakukan petugas medis. Penularan COVID-19 sepanjang 18 September 2020 kembali bertambah sebanyak enam orang dan sehari sebelumnya 19 orang.

Saat ini, kata dia, jumlah kasus pasien COVID-19 sebanyak 131 orang dan di antaranya 43 orang dinyatakan sembuh, 84 orang menjalani isolasi dan empat orang dilaporkan meninggal dunia.

Pemerintah daerah bekerja keras agar pandemi COVID-19 bisa diantisipasi melalui penindakan Peraturan Bupati (Perbup) No 28 Tahun 2020 tentang Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) dengan memberikan denda kepada warga yang melanggar protokol kesehatan.

Penindakan denda itu agar memberikan efek jera sehingga warga jika keluar rumah wajib memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.

Mereka petugas yang melibatkan Satpol PP, TNI, Polri dan Dinas Perhubungan gencar melakukan operasi yustisi masker di sejumlah lokasi di Kabupaten Lebak. "Kami melakukan tindakan sanksi denda bagi warga yang tidak memakai masker Rp150 ribu dan jika tidak mampu melunasinya maka kerja sosial dengan melakukan kebersihan ruas jalan," katanya.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement