REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Satuan Kerja Badan Layanan Umum (BLU) Bidang Kesehatan di bawah Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian, Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) melakukan vaksinasi rabies dengan cara drive thru. Vaksinasi ini dilakukan di halaman dan lapangan depan perkantoran Pusvetma, Senin (28/9).
Vaksinasi drive thru ini merupakan serangkaian kegiatan untuk memperingati HUT Pusvetma yang ke-68 dan Hari Rabies Sedunia setiap tanggal 28 September. Kegiatan ini juga sebagai bentuk sosialisasi pemerintah dalam mengingatkan masyarakat bahwa rabies masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian Nasrullah, mengatakan sosialisasi tentang rabies ini memang sangat penting. Karena, rabies masih dianggap sebagai penyakit berbahaya. "Rabies ini merupakan salah satu penyakit zoonosis yang mematikan di dunia. Setiap sembilan menit satu orang meninggal. Bahaya sekali," ujar Nasrullah.
Bedasarkan informasi dari Badan Kesehatan Hewan Dunia (OIE), setiap sembilan menit satu orang meninggal dunia karena rabies. Sementara setiap tahun, rabies membunuh hampir 59.000 orang di seluruh dunia. Dan lebih dari 95% kasus rabies pada manusia akibat gigitan anjing yang terifeksi rabies.
Walaupun mematikan, rabies 100 persen dapat dicegah. Vaksinasi rabies terhadap hewan anjing, kucing dan kera merupakan cara yang terbaik dalam mencegah penularan rabies dari hewan ke manusia, vaksinasi akan menjadi efektif bila setidaknya 70 persen dari populasi anjing tervaksinasi. "Jika itu dilakukan kita dapat mencegah penularan rabies dari hewan ke manusia. Maka itu, kami mendukung adanya upaya sosialisasi rabies lewat vaksinasi drive thru ini," ucap Nasrullah.
Kepala Pusvetma, Agung Suganda mengatakan, vaksinasi rabies drive thru ini dilakukan sebagai upaya penyesuaian kegiatan di tengah pandemi covid-19 untuk menghindari kerumunan massa. Animo masyarakat cukup besar, ini terlihat dari data jumlah orang yang melakukan pendaftaran melalui online namun panitia membatasi jumlah peserta vaksinasi dibatasi hingga 100 peserta.
“Animo masyarakat sangat besar, tapi karena masa pandemi, kami memberikan kuota untuk 100 hewan kesayangan, anjing dan kucing agar kegiatan vaksinasi dapat berjalan lancar serta tetap mengutamakan protokol kesehatan pencegahan covid-19 dan menjaga jarak," kata Agung.
Pada pelaksanaannya peserta vaksinasi membawa hewan kesayangannya dengan kendaraannya masing-masing untuk memasuki area vaksinasi. Peserta yang telah melakukan registrasi ulang akan diberikan nomor urut dan panitia mengatur jumlah peserta dengan jarak aman sehingga hewan kesayangan beserta pemilik yang satu dengan lainnya tetap tertib dan aman.
"Tapi kami pastikan semua yang masuk ke area vaksinasi sebelumnya melakukan protokol kesehatan secara ketat dimulai dengan mencuci tangan dengan sabun, pengecekan suhu tubuh dan memasuki bilik disinfeksi," terang Agung.
Serangkaian prosedur pemeriksaan kesehatan hewan yang akan divaksin dilakukan di pos-pos yang telah disediakan. Jarak atara pos satu dengan pos lainnya pun cukup berjauhan. Hewan yang dinyatakan sehat dapat melanjutkan ke pos penyuntikan vaksinasi. Bagi hewan yang mengalami peningkatan suhu maka pemilik akan dipersilakan untuk membuat rileks hewan kesayangannya.
Agung menjelaskan, vaksinasi kali ini menggunakan Vaksin Neo –Rabivet. Vaksin Produksi Pusvetma ini merupakan satu-satunya produksi dalam negeri dan mampu bersaing dengan vaksin dari luar negeri.
Agung juga memastikan, seluruh kegiatan ini dilakukan oleh profesional yaitu para dokter hewan dan paramedik yang berasal dari Pusvetma serta kerja sama dengan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur.
"Seluruh kegiatan vaksinasi kali ini dilakukan di area terbuka dan hijau sehingga para pemilik dan hewan kesayangan akan cukup mendapatkan oksigen bebas," kata Agung.
Agung menambahkan, sebagai produsen vaksin rabies satu-satunya di Indonesia milik pemerintah, Pusvetma menegaskan akan selalu berperan aktif dalam upaya pemberantasan dan pencegahan penyebaran rabies. Mengingat 100% kasus rabies bersifat fatal apabila tanda klinis sudah muncul, namun rabies sepenuhnya bisa dicegah.
Selain melalui vaksinasi drive thru ini, Pusvetma juga mengadakan webinar akbar dengan materi terkait Produk BLU Pusvetma serta Teknik vaksinasi yang benar serta pentingnya rantai dingin dalam produk vaksin. Total keseluruhan peminat webinar mencapai hampir 1.000 peserta. Pusvetma juga turut ambil peran dalam webinar terkait peran dokter hewan dan praktisi dalam pembebasan rabies di Indonesia kerjasama antara PDHI, Dinas Provinsi *
Webinar ini menargetkan dinas-dinas terkait serta para praktisi-praktisi maupun dokter hewan untuk lebih paham soal teknis vaksinasi yang benar serta penerapan rantai dingin. Kegiatan sosialisasi pun dilakukan Pusvetma dengan mengajak anak-anak untuk mengikuti lomba mewarnai dan menambahkan gambar.
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) juga menyambut baik adanya kegiatan sosialisasi rabies ini. Ia meminta sosialisasi dan edukasi terhadap bahaya rabies ini harus terus dilakukan secara masif untuk menjadikan Indonesia bebas rabies.“Gencarnya upaya sosialisasi dan pemahaman tentang bahaya rabies kepada masyarakat, diharapkan penyebaran virus rabies dapat dihentikan yang pada akhirnya target Indonesia bebas rabies akan tercapai,” kata Menteri SYL.