REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan terjadi inflasi pada kelompok pengeluaran untuk pendidikan. Kelompok tersebut mengalami inflasi sebesar 0,62 persen dan memberikan andil inflasi 0,03 persen.
Inflasi pendidikan menjadi yang tertinggi dari total 11 kelompok pengeluaran yang dicatat BPS. Kepala BPS, Suhariyanto, mengatakan, tingginya inflasi pendidikan utamanya karena ada kenaikan uang kuliah perguruan tinggi.
Uang kuliah, kata Suhariyanto, menyumbang angka inflasi sebesar 0,03 persen terhadap total inflasi pendidikan. "Ini karena tahun ajaran baru dan kalau dilihat kenaikan biaya uang kuliah ini terjadi di 19 kota indeks harga konsumen (IHK)," kata Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Kamis (1/10).
Lebih lanjut, selain pendidikan, terdapat lima kelompok lainnya yang mengalami inflasi. Di antaranya yakni perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga; perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga; kesehatan; penyediaan makanan dan minuman/restoran; serta perawatan pribadi dan jasa lainnya.
Pada September 2020 terjadi deflasi sebesar 0,05 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 104,85. Dari 90 kota IHK, 56 kota mengalami deflasi dan 34 kota mengalami inflasi.
Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya beberapa indeks kelompok pengeluara. Penurunan terjadi di antaranya di kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta kelompok pakaian dan alas kaki.