REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polda Metro Jaya menyiapkan 12.000 personel gabungan dari TNI-Polri dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk pengamanan unjuk rasa di Istana Merdeka, Selasa (13/10).
“Kekuatan sekitar 12.000 pasukan yang kita siapkan, baik itu di Istana, kemudian ada di DPR, dan sentra-sentra perekonomian, juga di mall-mall,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Polisi Yusri Yunus di Jakarta.
Sejak Jumat (9/10) yang lalu pihaknya menerima surat pemberitahuan tentang adanya kegiatan unjuk rasa yang memang di pusatkan di Istana Merdeka. Pihaknya sudah melakukan penggalangan kekuatan secara preemtif untuk menekan niat massa melakukan unjuk rasa. Hal itu karena Istana Merdeka merupakan lambang negara sehingga kesepakatannya massa akan menggelar unjuk rasa di kawasan Patung Kuda.
Yusri mengatakan pihaknya belajar dari kejadian sebelumnya saat unjuk rasa pada 8 Oktober 2020 yang berujung pada pembakaran dan perusakan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab. Selain itu, Yusri mengimbau pada pengunjuk rasa yang datang ke kawasan Istana Merdeka untuk tetap mematuhi protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19.
“Kalau memang tetap mau menyampaikan pendapat sesuai dengan UU Nomor 9 Tahun 1998, tetap kita mengantisipasi. TNI-Polri tetap akan mengamankan bahkan mengawal, tetapi patuhi aturan protokol kesehatan,” ujar Yusri.