Kamis 05 Nov 2020 08:43 WIB

Kenapa Tetap Liburan Kalau Tahu Kasus Corona akan Melonjak?

Saat kasus corona makin tinggi, justru makin banyak yang tidak peduli.

Red: Joko Sadewo
Wisatawan berlibur pada liburan panjang di Pantai Kuta, Badung, Bali, Jumat (30/10/2020). Obyek wisata terpopuler di Bali tersebut kembali ramai dikunjungi wisatawan yang sebagian besar turis domestik setelah sempat sepi kunjungan akibat terdampak pandemi COVID-19.
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Wisatawan berlibur pada liburan panjang di Pantai Kuta, Badung, Bali, Jumat (30/10/2020). Obyek wisata terpopuler di Bali tersebut kembali ramai dikunjungi wisatawan yang sebagian besar turis domestik setelah sempat sepi kunjungan akibat terdampak pandemi COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Gita Amanda*

Libur panjang akhir Oktober lalu telah usai. Namun, efek liburan belum benar-benar usai. Kini, banyak pemerintah daerah kelimpungan mengupayakan tes cepat bagi banyak warganya demi memastikan virus corona tak menyebar luas pascaliburan panjang.

Di Bekasi, misalnya, pemerintah daerah setempat menawarkan tes gratis bagi warga yang usai berlibur. Sementara, di sejumlah wilayah tes cepat dan acak bahkan sudah dilakukan sejak para wisatawan datang, utamanya tempat-tempat wisata yang ramai pendatang.

Hasilnya beragam, banyak yang nonreaktif saat pemeriksaan, tapi tak sedikit juga yang tercatat menunjukkan reaktif Covid-19. Langkah selanjutnya, seperti tracing pun mulai gencar dilakukan. Para tenaga medis di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet pun kemarin menyatakan waspada menyambut lonjakan kasus pascaliburan ini.