Jumat 06 Nov 2020 15:27 WIB

Pendakian Gunung Arjuno-Welirang Ditutup

Penutupan pendakian karena cuaca buruk yang bisa membahayakan pendaki.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Andi Nur Aminah
Pendaki gunung (ilustrasi)
Foto: EPA-EFE/ALI HAIDER
Pendaki gunung (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pengelola Teknis (UPT) Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo kembali menutup pendakian Gunung Arjuno-Welirang. Langkah ini dilakukan karena berada dalam cuaca buruk yang bisa membahayakan pendaki.

Kepala UPT Tahura Raden Soerjo, Ahmad Wahyudi mengatakan, penutupan ini terpaksa dilakukan lantaran di puncak Gunung Arjuno-Welirang acap mengalami hujan deras. Ditambah lagi dengan suasana berkabut dan angin cukup kencang. "Ini menyebabkan jalur pendakian menjadi licin sehingga berpotensi membahayakan para pendaki," katanya kepada wartawan, Jumat (6/11).

Baca Juga

Wahyudi mengaku belum memutuskan berapa lama proses penutupan Gunung Arjuno-Welirang berlangsung. Pihaknya harus menunggu cuaca kondusif terlebih dahulu sebelum dibuka kembali. Dengan demikian, pendaki dapat aman melaksanakan kegiatannya di gunung berketinggian 3.339 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut. 

Di sisi lain, Wahyu menyatakan, pengelola telah membuat kebijakan untuk pendaki yang telah terlanjur mendaftar secara daring. "Bisa melakukan penjadwalan ulang," jelasnya.

Sebelumnya, pendakian gunung Arjuno-Welirang sempat ditutup beberapa bulan akibat pandemi Covid-19. Kemudian dibuka kembali pada Sabtu (5/9) sesuai dengan kebijakan pemerintah pusat. Pengelola telah menulis sejumlah aturan baru termasuk batasan 500 pendaki. 

"Jadi misal hari ini, orang sudah daftar dan berangkat sudah 500. Lalu mereka belum ada yang lapor (kembali), jadi kita tidak bisa memberikannya.Tapi kalau nanti misalnya mereka turun dan lapor, jumlah yang ada di kawasan itu berkurang. Kalau misal ada yang mau berangkat, bisa kita setujui," ungkap Wahyu.

Pengelola menerapkan sistem pendaftaran daring demi mencegah kerumunan dan kontak langsung dengan petugas. Pasalnya, proses pendaftaran manual biasanya membutuhkan waktu 30 menit sehingga dikhawatirkan berpotensi menularkan Covid-19. Selain mencegah kerumunan dan kontak dengan petugas, sistem ini juga membantu mengurangi pemakaian kertas. 

Meski menggunakan sistem daring, kelengkapan persyaratan tetap harus terpenuhi. Pendaki harus membawa masker, hand sanitizer dan mengecek suhu saat berada di pos pendakian. Jika suhu pendaki berada di atas 37,3 derajat setelah tiga kali pengecekan, maka yang bersangkutan tidak diperkenankan mengikuti pendakian.

Kelompok pendaki yang berjumlah lebih dari 10 orang diwajibkan membawa hasil uji cepat (rapid test). Setiap pendaki harus membawa satu tenda, kecuali masih dalam satu keluarga. "Artinya sama-sama satu rumah. Kalau satu rumah, akan tetap berkumpul. Tapi kalau berbeda alamat, satu orang satu tenda," jelasnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement