REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh tidaklah bebas dari virus ini. Mereka tetaplah harus mengikuti protokol kesehatan, seperti memakai masker. Hal ini karena orang yang telah terinfeksi masih memiliki kemungkinan besar menularkan virus ke orang lain.
Pakar kesehatan mengungkapkan bahwa masih ada ketidakpastian mengenai berapa lama kekebalan tubuh bertahan setelah infeksi. Belum lagi, setelah terpapar ulang, virus bisa bertahan di saluran pernapasan dan kemudian menyebar ke orang lain.
“Kemungkinan besar jika Anda terinfeksi sekali maka Anda lebih mungkin kebal terhadap infeksi. Tetapi kekebalan terhadap infeksi tidak berarti Anda tidak dapat membawanya. Anda masih bisa menularkan virus ke orang lain yang tidak memiliki kekebalan tersebut dan itulah mengapa penting untuk memakai masker bahkan jika Anda pernah terinfeksi sekali," jelas Ahli Penyakit Menular di Mayo Clinic, Dr Adi Shah, dilansir dari Fox News, Sabtu (14/11).
Dokter Penyakit Menular di Stanford Health Care, dr Dean Winslow, juga mengatakan bahwa infeksi ulang masih sangat memungkinkan. Namun, dari jutaan kasus di seluruh dunia, kasus infeksi ulang sangat sedikit dan jarang terjadi.
Pada akhir Agustus, Pimpinan teknis COVID-19 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Maria Van Kerkhove, membahas infeksi ulang ketika kasus infeksi ulang pertama yang dilaporkan muncul di Hong Kong. Ia menekankan hal ini bisa saja terjadi. Sementara, para peneliti bekerja untuk temuan konklusif mengenai kekebalan dari virus corona dan berapa lama itu bisa bertahan.
"Memakai masker menunjukkan rasa hormat dan kebaikan kepada sesama orang Amerika," kata Winslow.
Faktanya, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) belum lama ini memperbarui panduannya tentang masker terkait virus corona. Pembaruan tersebut mengambil sikap sebelumnya dari badan kesehatan federal yang menyatakan bahwa memakai masker dapat menurunkan penyebaran virus ke orang lain.
"Penelitian awal mendukung memakai masker untuk menurunkan penyebaran virus. Terutama ketika perkiraan menunjukkan bahwa lebih dari setengah penularan berasal dari orang yang tidak menunjukkan gejala," jelas laporan CDC.