Kamis 10 Dec 2020 12:35 WIB

Pandemi: Naik Mobil Berdua, Jendela Mana yang Harus Dibuka?

Membuka jendela mobil membantu menurunkan konsentrasi aerosol di dalam kabin.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Sejumlah kendaraan melintas di tol layang Jakarta-Cikampek II, Bekasi Jawa Barat, Ahad (1/11/2020). Pada saat pandemi, membuka jendela saat berkendara dengan mobil penting untuk  memberikan perlindungan terbaik dari transmisi virus.
Foto: Antara/Fakhri Hermansyah
Sejumlah kendaraan melintas di tol layang Jakarta-Cikampek II, Bekasi Jawa Barat, Ahad (1/11/2020). Pada saat pandemi, membuka jendela saat berkendara dengan mobil penting untuk memberikan perlindungan terbaik dari transmisi virus.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di masa pandemi, dua orang yang berada di dalam satu mobil perlu mengambil posisi duduk yang berjauhan. Selain itu, jendela mobil juga sebaiknya untuk dibuka agar udara di dalam mobil bisa terus berganti.

Para peneliti telah memahami bahwa membuka seluruh jendela mobil yang sedang dikendarai dapat memberikan perlindungan terbaik dari transmisi patogen. Sebaliknya, mobil yang dikendarai dengan seluruh jendela tertutup memiliki risiko penularan tertinggi, meski pendingin kabin (AC) menyala.

Baca Juga

Hanya saja, membuka semua jendela mobil saat berkendara terkadang tak bisa menjadi pilihan. Misalnya, ketika cuaca sedang sangat dingin atau karena masalah keamanan. Dalam kondisi seperti ini, pengendara dan penumpang mobil bisa membuka sebagian jendela saja.

Dalam mobil yang berisikan dua orang, pengendara akan duduk di kursi pengendara sedangkan penumpang biasanya akan duduk di kursi belakang pada sisi yang berlawanan dengan pengendara. Secara insting, kedua orang ini biasanya akan membuka jendela terdekatnya. Akan tetapi, ternyata ini bukan pilihan terbaik bila ada dua orang di dalam satu mobil.

Membuka jendela di sisi terdekat memang dapat memungkinkan pertukaran udara yang lebih baik, sehingga konsentrasi aerosol akan menurun. Akan tetapi, bukan pertukaran udara saja yang penting untuk diperhatikan.

"Arah aliran udara juga penting," tutur ketua tim peneliti Varghese Mathai dari University of Massachusetts-Amherst, seperti dilansir Indian Express.

Bila hanya bisa membuka dua jendela, studi dalam jurnal Science Advances mengungkapkan bahwa pilihan terbaik adalah membuka jendela di sisi yang berlawanan dengan pengendara dan penumpang. Bila posisi setir berada di depan sebelah kanan, maka jendela yang sebaiknya dibuka adalah jendela depan kiri. Bila penumpang duduk di kursi belakang sebelah kiri, maka jendela yang perlu dibuka adalah jendelah di sisi kanannya.

Perlu diketahui bahwa posisi duduk pengendara memiliki risiko penularan yang sedikit lebih tinggi dibandingkan penumpang. Alasannya, sebagian besar udara cenderung masuk ke dalam mobil yang berjalan melalui jendela di sisi kursi belakang lalu keluar melalui jendela depan. Dengan membuka jendela pada sisi yang berlawanan dari penumpang dan pengendara, kemungkinan partikel yang bertukar di antara keduanya akan lebih sedikit.

"Ketahui bahwa setelah dua atau lebih jendela dibuka, konsentrasi partikel aerosol tidak menumpuk terlalu banyak, mengingat ada ventilasi silang yang baik dan dilusi udara terjadi," ujar Mathai.

Membuka tiga jendela akan lebih baik dari dua jendela. Bila salah satu dari dua orang di dalam mobil terinfeksi, satu jendela yang sebaiknya ditutup adalah jendela yang paling dekat dengan orang yang tidak terinfeksi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement