Senin 14 Dec 2020 07:11 WIB

Yogyakarta Masih Kontrol Penyebaran Covid-19 Pascalibur

Terjadi lonjakan Covid-19, yang bahkan mencapai tiga kali lipat usai libur panjang

Rep: Silvy Dian Setiawan / Red: Gita Amanda
Gerbang detektor suhu tubuh pengunjung di pasang di jalur pedestrian Malioboro, Yogyakarta, Kamis (10/12). Pemasangan detektor suhu otomatis ini untuk memantau kondisi pengunjung saat berwisata di Malioboro. Selain 30 detektor suhu, juga ada 34 tempat cuci tangan tanpa sentuh. Fasilitas ini untuk memberikan kenyamanan di Malioboro sekaligus mengurangi risiko penularan Covid-19.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Gerbang detektor suhu tubuh pengunjung di pasang di jalur pedestrian Malioboro, Yogyakarta, Kamis (10/12). Pemasangan detektor suhu otomatis ini untuk memantau kondisi pengunjung saat berwisata di Malioboro. Selain 30 detektor suhu, juga ada 34 tempat cuci tangan tanpa sentuh. Fasilitas ini untuk memberikan kenyamanan di Malioboro sekaligus mengurangi risiko penularan Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID,  YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta masih mengontrol penyebaran Covid-19 yang terjadi pascalibur panjang Agustus dan Oktober 2020 lalu. Pasalnya, terjadi lonjakan kasus Covid-19, yang bahkan mencapai tiga kali lipat usai libur panjang.

"Masih mencoba untuk mengontrol penyebaran virus Corona setelah libur panjang di Bulan Agustus dan Oktober lalu," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, beberapa waktu lalu.

Walaupun begitu, kenaikan kasus Covid-19 sebagian besarnya terjadi di lingkungan keluarga dan kerabat dekat. Ia berharap penyebaran Covid-19 pada libur akhir tahun 2020 nanti lebih mudah untuk ditangani.

"Sehingga kondisi ekonomi dapat menguat," ujarnya.

Ia pun mengajak masyarakat untuk terus menjalankan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Pihaknya juga terus memperketat pengawasan terhadap protokol kesehatan dan memberi sanksi bagi masyarakat yang melakukan pelanggaran.

"Dengan mengajak masyarakat turut serta dalam penanganan Covid-19, bencana Covid-19 akan lebih mudah teratasi dan  masyarakat dapat beradaptasi dengan kondisi yang ada. Sekaligus menemukan caranya sendiri untuk bangkit dari kondisinya," katanya.

Selain itu, Heroe menuturkan, keberadaan vaksin diharapkan dapat mempercepat penanganan Covid-19. Vaksin sendiri sudah sampai di Indonesia, namun belum didistribusikan ke daerah karena masih menunggu izin penggunaan dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

"Keberadaan vaksin yang telah tiba di Jakarta juga diharapkan dapat mempercepat penanganan Covid-19 dan mendorong pertumbuhan ekonomi di masyarakat," jelasnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement