REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pemkab Sleman tidak mau gegabah mengambil kebijakan terkait peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Merapi belakangan. Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan, Pemkab Sleman masih berpegang ke status yang ditetapkan BPPTKG.
"Kita pantau, tapi kita masih berpegang kepada level III siaga, sekarang yang mengungsi sudah mencapai 350 dari 530 warga yang ada, kita masih terus sikapi tiap waktu," kata Sri.
Ia mengatakan, langkah-langkah lanjutan akan diambil Pemkab SLeman jika BPPTKG memang sudah memberikan sinyal dinaikan level status aktivitasnya. Namun, Sri mengingatkan, sampai saat ini status Gunung Merapi masih level III atau siaga.
Kendati demikian, lanjut Sri, mereka sudah melaporkan ke gubernur DIY terkait persiapan 12 barak pengungsian di sekitar Gunung Merapi. Ia menerangkan, masing-masing barak pengungsian memiliki kapasitas yang berbeda.
Sejauh ini, Sri menambahkan, barak-barak di Cangkringan, Pakem, dan Turi sudah diaktifkan, dibenahi dan diberi bilik. Sewaktu digunakan, semua barak siap dengan kapasitas bisa mencapai 1.200 orang.
"Tapi, mudah-mudahan yang masuk (pengungsian) sekitar 530 saja, jadi hanya beberapa barak yang dipakai," ujar Sri.
Pantauan BPPTKG pada 10 Januari 2021, selain tiga guguran lava pijar yang terjadi pada periode 06.00-12.00 WIB, lava pijar kembali terlihat pada malam hari. Suara guguran satu kali terdengar keras dari Pos PGM Babadan.