REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno menuturkan, telah terjadi gempabumi tektonik wilayah Samudra Hindia Pantai Barat Sumatera, Sabtu (16/1) sekira pukul 16.26 WIB. Menurut hasil analisi BMKG, gempa dengan magnitudo 5,3 di laut pada jarak 145 km arah Selatan Kota Krui, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung pada kedalaman 43 km, tidak berpotensi tsunami.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposentrumnya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi," ujar dia dalam keterangan resmi yang diterima Republika.co.id, Sabtu (16/1).
Dia menambahkan, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi itu memiliki mekanisme pergerakan sesar naik (thrust fault). Dampak guncangan gempa tersebut dapat dirasakan di daerah Liwa, Pesawaran, Tanggamus, Bandar Lampung II-III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah dan terasa getaran seakan akan truk berlalu). Di Teluk Betung II MMI,getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
"Hingga Sabtu (16/1) pukul 16.55 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock)," jelasnya.
Dirinya mengimbau agar masyarakat bisa tetap tenang dan tidak terpengaruh pada kabar yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dia juga meminta supaya warga yang terkena getaran dari gempa tersebut bisa menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah," ungkap dia.