REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur (Jatim) meminta warga di sekitar Gunung Semeru tetap waspada. Imbauan ini diungkapkan lantaran Semeru sempat mengeluarkan Awan Panas Guguran (APG) sejauh empat kilometer (Km), Sabtu (16/1) pukul 17.24 WIB.
Plt Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim, Yanuar Rachmadi mengungkapkan, sejumlah imbauan untuk warga guna menghindari terjadinya korban. Warga di lereng Gunung Semeru diminta tidak beraktivitas dalam radius satu km dari kawah atau puncak Semeru. "Dan jarak empat km ke arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara," ucap Yanuar dalam pesan resmi yang diterima Republika, Ahad (17/1).
BPBD Jatim juga meminta warga tidak panik tapi tetap waspada terhadap APG, guguran lava dan lahar. Utamanya, material yang dibawa di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru. Warga juga harus waspada jika terjadi gejala erupsi susulan.
Yanuar juga memohon warga agar menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas. Sebab, saat ini suhu material tersebut masih tinggi. Perlu diwaspadai juga potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan.
"Ancaman lahar di alur sungai atau lembah yang berhulu di Gunung Semeru juga perlu diwaspadai. Ini mengingat banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk," ungkap dia.
Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Biro Umum Setdaprov Jatim ini menjelaskan, semburan awan panas Gunung Semeru yang terjadi kali ini disebabkan karena letusan sekunder. Hal ini berarti letusannya hampir sama dengan sebelumnya.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan, status Gunung Semeru saat ini masih berada pada level II atau 'Waspada'. Namun, instansi di bawah Badan Geologi Kementerian ESDM ini masih aja terus melakukan evaluasi lebih lanjut.
Berdasarkan data PVMBG pada 17 Januari 2021 pukul 06.00 sampai 12.00 WIB, visual gunung api tertutup kabut 0-II dan asap kawah tidak teramati. Kemudian teramati mengalami satu kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 15 milimeter (mm) dan lama gempa 60 detik. Terjadi pula tujuh kali gempa embusan dengan amplitudo tiga sampai enam mm dan lama gempa 70 hingga 75 detik. Lalu dua kali getaran harmonik dengan amplitudo dua sampai lima mm dan lama gempa 1.032 hingga 1.312 detik.