Metode ini akan menganalilis sampel air liur.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para peneliti dari Universitas Arizona saat ini sedang mengembangkan metode pengujian untuk mengetahui infeksi virus corona jenis baru (COVID-19) dengan menggunakan mikroskop dari ponsel pintar. Ini nantinya dapat menganalisis sampel air liur dan memberikan hasil dalam waktu hanya sekitar 10 menit.
Tim peneliti yang dipimpin oleh profesor di bidang teknik biomedis, Jeong-Yeol Yoon mengatakan tujuan dalam studi ini adalah untuk menggabungkan kecepatan tes usap (swab) antigen dengan akurasi tinggi dari tes swab PCR. Para ilmuwan mengadaptasi metode murat yang awalnya mereka buat untuk mendeteksi norovirus, mikroba yang terminal menyebar di kapal pesiar, menggunakan mikroskop ponsel pintar.
Para peneliti berencana menggunakan metode tersebut bersama dengan tes kumur saline yang dikembangkan oleh kepala di Departemen Ekologi dan Biologi Evolusi Universitas Arizona, sekaligus direktur asosiasi Institut BI05, Michael Worobey. Studi menggunakan sampel air, dilakukan bekerjsama dengan ketua Departemen Komunitas, Lingkungan dan Kebijakan di Universitas Arizona, Kelly A. Reynolds.
Metode tradisional untuk mendeteksi norovirus atau patogen lain seringkali mahal. Hal ini karena diperlukan banyak peralatan laboratorium, serta membutuhkan keahlian ilmiah.
Tes norovirus berbasis ponsel cerdas yang dikembangkan di Universitas Arizona terdiri dari ponsel pintar, mikroskop sederhana, dan selembar kertas mikrofluida. Kertas berlapis lilin yang memandu sampel cairan mengalir melalui saluran tertentu. Ini lebih kecil dan lebih murah daripada tes lain, dengan komponen berharga sekitar 45 dolar AS.
Basis teknologi, yang dijelaskan dalam makalah 2019 yang diterbitkan di jurnal ACS Omega, relatif sederhana. Pengguna memperkenalkan antibodi dengan manik-manik fluoresen ke sampel air yang berpotensi terkontaminasi.
Jika ada cukup partikel patogen dalam sampel, beberapa antibodi menempel pada setiap partikel patogen. Di bawah mikroskop, partikel patogen muncul sebagai gumpalan kecil manik-manik fluoresen, yang kemudian dapat dihitung pengguna.
Proses tersebut menambahkan manik-manik ke sampel, merendam selembar kertas di dalam sampel, kemudian mengambil foto ponsel di bawah mikroskop dan menghitung manik-manik. Ini membutuhkan waktu sekitar 10 hingga 15 menit. Sangat sederhana, sehingga Yoon mengatakan seorang non-ilmuwan dapat mempelajari bagaimana melakukannya hanya dengan menonton video singkat.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para peneliti dari Universitas Arizona saat ini sedang mengembangkan metode pengujian untuk mengetahui infeksi virus corona jenis baru (COVID-19) dengan menggunakan mikroskop dari ponsel pintar. Ini nantinya dapat menganalisis sampel air liur dan memberikan hasil dalam waktu hanya sekitar 10 menit.
Tim peneliti yang dipimpin oleh profesor di bidang teknik biomedis, Jeong-Yeol Yoon mengatakan tujuan dalam studi ini adalah untuk menggabungkan kecepatan tes usap (swab) antigen dengan akurasi tinggi dari tes swab PCR. Para ilmuwan mengadaptasi metode murat yang awalnya mereka buat untuk mendeteksi norovirus, mikroba yang terminal menyebar di kapal pesiar, menggunakan mikroskop ponsel pintar.
Para peneliti berencana menggunakan metode tersebut bersama dengan tes kumur saline yang dikembangkan oleh kepala di Departemen Ekologi dan Biologi Evolusi Universitas Arizona, sekaligus direktur asosiasi Institut BI05, Michael Worobey. Studi menggunakan sampel air, dilakukan bekerjsama dengan ketua Departemen Komunitas, Lingkungan dan Kebijakan di Universitas Arizona, Kelly A. Reynolds.
Metode tradisional untuk mendeteksi norovirus atau patogen lain seringkali mahal. Hal ini karena diperlukan banyak peralatan laboratorium, serta membutuhkan keahlian ilmiah.
Tes norovirus berbasis ponsel cerdas yang dikembangkan di Universitas Arizona terdiri dari ponsel pintar, mikroskop sederhana, dan selembar kertas mikrofluida. Kertas berlapis lilin yang memandu sampel cairan mengalir melalui saluran tertentu. Ini lebih kecil dan lebih murah daripada tes lain, dengan komponen berharga sekitar 45 dolar AS.
Basis teknologi, yang dijelaskan dalam makalah 2019 yang diterbitkan di jurnal ACS Omega, relatif sederhana. Pengguna memperkenalkan antibodi dengan manik-manik fluoresen ke sampel air yang berpotensi terkontaminasi.
Jika ada cukup partikel patogen dalam sampel, beberapa antibodi menempel pada setiap partikel patogen. Di bawah mikroskop, partikel patogen muncul sebagai gumpalan kecil manik-manik fluoresen, yang kemudian dapat dihitung pengguna.
Proses tersebut menambahkan manik-manik ke sampel, merendam selembar kertas di dalam sampel, kemudian mengambil foto ponsel di bawah mikroskop dan menghitung manik-manik. Ini membutuhkan waktu sekitar 10 hingga 15 menit. Sangat sederhana, sehingga Yoon mengatakan seorang non-ilmuwan dapat mempelajari bagaimana melakukannya hanya dengan menonton video singkat.