Rabu 10 Feb 2021 18:52 WIB

Bank Sentral Harus Larang Bitcoin

Di tengah kenaikan harga beberapa waktu belakangan ini, Bitcoin menuai kritik

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Bitcoin: 'Bank Sentral Harus Larang Bitcoin!' Begitu Kata .... (Foto: Unsplash/Andre Francois Mckenzie)
Bitcoin: 'Bank Sentral Harus Larang Bitcoin!' Begitu Kata .... (Foto: Unsplash/Andre Francois Mckenzie)

Di tengah kenaikan harga beberapa waktu belakangan ini, Bitcoin menuai kritik dari mantan Anggota Parlemen untuk Grantham dan Stamford, Nick Boles.

Boles mengkritik Bitcoin atas dampak negatif terhadap lingkungan. Di Twitter, ia membagikan ulang unggahan koresponden BBC, Rory Cellan-Jones yang menunjukkan konsumsi energi tahunan Bitcoin di Argentina dari Universitas Cambridge.

"Bank sentral harus melarang perdagangan Bitcoin dan memaksa penggunanya menukar dengan mata uang lain yang tak merusak (lingkungan)," ujarnya, sebagaimana informasi yang Warta Ekonomi lansir dari Cointelegraph, Rabu (10/2/2021).

Baca Juga: Wow! Harga Bitcoin Bisa Capai Rp1,4 Miliar Per Keping pada ....

Baca Juga: Apa Itu Bull Market?

Menurutnya, ada mata uang siber lain yang tak membahayakan; merujuk pada kepemilikan saham yang lebih ramah lingkungan.

Lonjakan konsumsi energi Bitcoin memicu perdebatan internal di industri kripto; khususnya tentang dampak ekologis penambangan aset kripto. Apalagi, estimasi konsumsi listrik Bitcoin mencapai 77,9 TWh per tahun; dengan emisi gas rumah kaca tahunan mencapai tingkat yang sama dengan Selandia Baru.

Saat ini, Inggris tak memiliki aturan ketat terhadap Bitcoin walau aset itu tergolong sebagai mata uang asing.

Yang jelas, Boles percaya pemerintah mesti melarang penggunaan Bitcoin karena berbagai dampak negatif yang menyertainya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement